Pati, SMJTimes.com– Pada awal musim tanam padi pertama (MT-1), petani di Kabupaten Pati diminta untuk mewaspadai serangan hama tikus dan juga organisme pengganggu tanaman (OPT).
Kun Saptono, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mengatakan, sejak musim kemarau kemarin, populasi tikus di Pati cenderung meningkat hingga memasuki musim penghujan hama ini masih yang paling sulit dikendalikan.
Selain tikus ada juga hama OPT seperti ulat dan wereng yang akan menyerang batang padi dan menyebabkan kematian pada tanaman. Jika tak diatasi maka gagal panen mengancam.
“Kalau OPT yang sifatnya ulat dan wereng kita belum bisa mempredidiksi. Yang jadi sorotan tikus di Pati selatan sulit dikendalikan. Ga ada penyebabnya langsung datang kok,” kata Kun kepada Mitrapost.com saat ditemui di kantornya hari ini, pada Sabtu (6/11/21).
Kaitannya dengan hama tikus salah satu yang dapat dilakukan mengantisipasinya ialah dengan cara melakukan gropyokan tikus secara berasama-sama. Termasuk memasang perangkap dan racun.
Namun yang lebih utama yakni membersihkan lingkungan di lahan persawahan. Karena tikus cenderung suka tempat yang kotor.
Kun mengaku, untuk membantu petani mengendalikan hama tanaman jelang musim penghujan, Dispertan Pati telah mengerahkan balai penyuluh pertanian di setiap kecamatan dan menggandeng tim pengendali OPT Dispertan Provinsi.
Sayangnya terang Kun, jumlah tim OPT ini sangat terbatas sehingga tak mampu mengcover banyak lokasi. Menurutnya, pengendalian hama lebih maksimal jika dilakukan petani perseorangan.
“Kegiatan OPT kita sudah ada. Bekerja sama dengan petugas dari tim OPT dari Dispertan provinsi. Tentunya mereka akan mengikuti kondisi tanda dan gejala penyakit. Ada early warning kapan nanam kapan tidak boleh nanam. Tapi Tim OPT terbatas hanya ada 1 orang untuk 3 kecamatan bahkan lebih,” katanya. (*)
Komentar