Rahasia Viralnya Kata Gaul di Media Sosial

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Fenomena bahasa gaul yang kerap muncul di media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi digital. Hampir setiap tahun, selalu ada kosakata baru yang populer, mulai dari istilah singkatan, plesetan kata, hingga adaptasi dari bahasa asing.

Kata-kata tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan identitas dan kreativitas masyarakat daring.

Salah satu alasan kata gaul mudah viral ialah peran media sosial sebagai ruang penyebaran cepat. Platform seperti TikTok, Instagram, dan X (Twitter) memiliki algoritma yang mendorong konten tertentu untuk menjangkau audiens luas dalam waktu singkat.

Menurut laporan We Are Social dan Kepios (2024), pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 142 juta orang atau sekitar 51% dari populasi. Jumlah ini mempercepat proses adopsi kata gaul, karena satu istilah dapat menyebar ke seluruh lapisan masyarakat hanya dalam hitungan hari.

Selain itu, influencer dan figur publik juga memegang peranan penting. Kata atau frasa yang digunakan oleh tokoh terkenal cenderung lebih mudah diterima publik.

Misalnya, istilah “gaskeun”, “bestie”, atau “anjay” yang sempat ramai dipakai berbagai kreator konten hingga akhirnya masuk ke perbincangan sehari-hari.

Faktor lain adalah rasa kebersamaan dan eksklusivitas. Menggunakan kata gaul tertentu memberi kesan bahwa seseorang mengikuti tren dan menjadi bagian dari komunitas tertentu.

Bagi banyak pengguna terutama generasi muda, bahasa ini berfungsi sebagai penanda identitas sekaligus cara untuk mempererat hubungan sosial.

Dari sisi linguistik, kata gaul sering kali menarik karena sifatnya yang ringkas, unik, dan mudah diingat. Singkatan seperti “OTW” (on the way) atau “BTW” (by the way) bukan hanya mempercepat komunikasi, tetapi juga lebih praktis digunakan dalam percakapan digital.

Meskipun demikian, pakar bahasa mengingatkan agar penggunaan kata gaul tidak menggeser fungsi bahasa Indonesia baku.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menekankan pentingnya menempatkan bahasa gaul sebagai variasi komunikasi informal, bukan pengganti bahasa resmi.

Fenomena viralnya kata gaul pada akhirnya menunjukkan bagaimana bahasa selalu berkembang mengikuti zaman. Media sosial menjadi akselerator utama, sementara masyarakat berperan sebagai kreator sekaligus pengguna aktif yang menjaga kata tersebut tetap hidup. (*)

Komentar