Rembang, SMJTimes.com — Pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) Rembang Albert Aresto Pandiangan menggelar perayaan natal secara offline dengan menerapkan pembatasan jemaat pada Jumat (25/12/2020) besok.
Jemaat yang hadir dibatasi dengan rentang usia16 – 59 tahun dan tidak dalam keadaan hamil, tidak dalam keadaan sakit, dan tidak pulang dari luar kota. Meskipun begitu GKI telah memberikan sarana dengan menyediakan live streaming YouTube untuk jemaat yang beribadah di rumah supaya bisa diikuti oleh jamaat untuk ibadah online.
Baca juga : Video : Zona Merah, Pemkab Pati Imbau Warga Tak Gelar Perayaan Natal
Albert juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memantau situasi gereja di masa Pandemi ini.
“Kami tidak ingin melaksanakan serangkaian acara Natal yang tidak sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah daerah,” katanya, Kamis (24/12/2020).
Baca juga : Harga Bahan Pokok di Pasar Rembang Stabil Menjelang Natal Besok
Ia memahami dan menerima bahwasanya, hal ini demi keselamatan semua jemaat. Ia pun diminta untuk melaksanakan acara yang sesuai dengan kebijakan pemerintah. Acara Natal kali ini mematuhi protokol kesehatan dan akan digelar dengan sederhana. Tidak ada perayaan dan pawai atau acara-acara di luar gereja.
Selanjutnya, ibadah Natal besok digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Diantaranya, sterilisasi penyemprotan disinfektan, peraturan jarak duduk minimal 1,5 meter, jemaat wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer, cek suhu ketika memasuki gereja, dan tidak menimbulkan kerumunan sebelum atau sesudah acara.
Baca juga : 14 Napi Lapas Pati Bakal Peroleh Remisi Hari Natal
“Kami mengimbau kepada masyarakat kristen untuk langsung pulang setelah kebaktian,” ujarnya.
Merujuk pada kebijakan pemerintah daerah di Kabupaten Rembang, Maka acara yang akan dilaksanakan hanya kebaktian Natal dan aksi sosial. Tidak ada perayaan malam natal.
Baca juga : Zona Merah, Pemkab Pati Imbau Warga Tak Gelar Perayaan Natal
Aksi sosial dilakukan dengan pembagian sembako kepada Jemaat di gereja maupun di luar gereja meliputi masyarakat sekitar seperti asisten rumah tangga/ pembantu, tukang becak, tukang kunci, tukang parkir, dan beberapa tetangga jemaat yang dinilai terdampak Covid-19.
Aksi ini tetap dilaksanakan karena menurutnya kegiatan ini tidak menyebabkan kerumunan yang bisa berpotensi munculnya klister Covid-19.(*)
Baca juga :
- Pasar Rembang Ditutup Tiap Jumat, Pedagang Berlapang Dada
- Sebanyak 67 Pasien Covid-19 di Rawat di RSUD Soewondo
- Video : Diduga Menyalahi Aturan, Warga Rembang Adukan Video Kampanye ke Bawaslu
Reporter: Najmah
Komentar