Dua Instansi dari Jateng Ini Siap Adu Inovasi Pelayanan Publik dalam KIPP 2019

Semarang – Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 yang diikuti oleh sejumlah instansi dari pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah, diharapkan Gubernur Jawa Tengah dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mudah, murah, dan cepat.

KIPP yang digelar oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Selasa mendatang pada 9 Juli 2019. Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 ini setidaknya diikuti oleh Dinas PU SDA TARU, RSUD Margono Purwokerto, RSJD Surakarta dan 22 pemerintah kabupaten dan kota di Jateng.

Sebelum maju dalam kompetisi, ketiga instansi tersebut menjelaskan rencana inovasi yang dikembangkan kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di ruang kerja, Senin (1/7/2019).

Baca Juga :   Meletakkan Ketupat di Belakang Pintu untuk Arwah yang Sudah Meninggal, Mitos atau Fakta?

Aplikasi Tele Apik (Teyeng Ndeleng Antrean Pendaftaran lan Poliklinik) dipaparkan oleh Direktur RSUD Margono Haryadi Ibnu Junaedi. Aplikasi ini digadang untuk memudahkan pasien melihat antrean melalui android maupun website.

“Aplikasi ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang akan dan sedang memanfaatkan pelayanan kesehatan di ruang pendaftaran maupun di poliklinik, sehingga pasien dapat memperhitungkan estimasi waktu untuk mendapatkan pelayanan,” jelasnya.

Baca juga : Eksekusi Program Jateng Tanpa Lubang, Masyarakat Bisa Melapor dengan Aplikasi Jalan Cantik

Dijelaskan, aplikasi Tele Apik merupakan penyempurnaan dari sistem registrasi online yang sudah dimulai sejak awal tahun 2019. Yaitu, pengguna dapat mengetahui estimasi waktu pelayanan yang telah tercantum pada sistem registrasi online.

Baca Juga :   Ekspor Pertanian Jawa Tengah Meningkat, Dewan Pati Minta Petani Integratif

Sehingga mobilisasi pasien yang rata-rata mencapai 900 sampai 1.000 pasien dapat dipantau, mengingat terkadang pelayanan berlangsung lebih cepat dari waktu estimasi.

“Dengan Tele Apik ini dari rumah pun, pasien bisa melihat nomor antrean di pendaftaran, di poliklinik juga bisa dilihat sudah sampai nomor antrean berapa,” ujar Haryadi.

Sementara itu, Direktur RSJD Surakarta Agustini Chirstiawati mempresentasikan aplikasi Payjem Pas Ngamuk (Pelayanan Jemput Pasien Ngamuk).

Berawal dari keresahan lembaganya yang melihat ketika penjemputan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak sesuai prosedur.

“Penjemputan pasien sering membuat terluka, bisa lebam, bahkan sampai patah tulang, diikat dengan tali rafia. Aplikasi ini, orang bisa melaporkan jika ada ODGJ kemudian kita kirim tim profesional melalui pendekatan berwibawa. Pendekatan pertama pada cara mekanik, obat sebagai upaya terakhir untuk kurangi cedera,” jelasnya.

Baca Juga :   Deteksi Dini Penyebaran Covid-19, Pemkab Blora Gelar Rapid Test Massal 

Baca juga : Resmi Dibuka, Jateng Fair 2019 Jadi Ajang Hiburan dan Promosi

Menanggapi presentasi yang disampaikan dua instansi tersebut, Gubernur Jawa Tengah menyampaikan jika inovasi-inovasi yang dikembangkan tersebut bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai harapan, mudah, murah, dan cepat.

“Tetapi, harapan saya, dengan mengikuti kompetisi ini, ukurannya jangan melihat saya dan Pak Sekda. Kami ini hanya pembuat kebijakan. Ukurannya juga bukan mendapatkan juara atau sertifikat, tetapi kepuasan masyarakat,” tandasnya. (*)

Komentar