Rembang, SMJTimes.com – Memasuki awal tahun 2021, hal tak mengenakkan terjadi kepada pengusaha tempe. Pasalnya harga kedelai impor yang menjadi bahan baku pilihan membuat tempe mengalami kenaikan sebanyak 35 persen dari harga sebelumnya.
Kenaikan ini jelas dirasakan dampaknya oleh pengusaha tempe di Kabupaten Rembang. Salah satunya pengusaha tempe daun jati asal Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang, Sutini.
Baca juga : Beton Retak hingga Berlubang, Jalan Raya Batangan-Rembang Rusak Parah
“Harga kedelai saat ini melonjak Rp9000 sampai Rp10000 per kilogram, sebelumnya harga normal Rp8500 per kilogram,” imbuhnya pada Senin (4/01/2021).
Akibat kenaikan harga kedelai, Sutini harus memutar otak dengan mengurangi kegiatan produksi usahanya. Pasalnya sebelum mengalami kenaikan, lanjut Sutini, kapasitas produksi usaha pembuatan tempe miliknya berkisar 2 kuintal per hari. Namun setelah terjadi kenaikan harga bahan baku kedelai, kapasitas produksi mengalami penurunan menjadi 1,7 kuintal perhari.
Baca juga : Tes Rapid Acak Terus Berjalan di Rembang
Bak jatuh tertimpa tangga, Sutini harus kembali menelan pil pahit atas kenaikan harga kedelai ini setelah mengalami kerugian akibat menurunnya pembeli di masa pandemi.
“Bahan baku sudah mahal, pasar juga sepi terkadang juga tidak laku. Ya rugi mas. Saya jual 1 ikat isi 10 bungkus tempe ukuran kecil harga Rp3000, untuk yang ukuran besar harga Rp4500,” keluhnya.
Baca juga : Harapan Nelayan Rembang pada Pemimpin Baru
Meski begitu Sutini enggan menaikan harga tempe buatannya dan enggan berhenti produksi sementara waktu mempertimbangkan beberapa karyawannya. “Kalau mogok jualan kasihan karyawan,” ungkapnya.
Kini ia hanya berharap semoga Pemerintah segera menata niaga kedelai impor, supaya tidak terjadi lonjakan harga serta harga kedelai segera stabil. Jadi para pembuat tempe dan tahu sepertinya tidak semakin mengalami kerugian.
Baca juga : Pemutakhiran DTKS Rembang, Dinsosppkb Bakal Manfaatkan SIKS NG Droid
“Semoga segera kembali normal, mau sampai kapan harga kedelai akan terus naik seperti ini. Saya sebagai pengerajin kecil sangat terdampak,” harapnya. (*)
Baca juga :
- IPM Rembang Turun, Duduki Peringkat ke-21 se-Jateng
- Angka Kemiskinan Kabupaten Rembang Naik Tahun Ini
- Video : Dinilai Beri Dampak Negatif, Kepolisian Lakukan Penyelidikan Limbah Sawit di Sluke
Reporter : Aziz Afifi
Komentar