Gubernur Jateng Ajak Para Guru Terapkan Pendidikan Mitigasi Bencana

Bagikan ke :

Semarang – Gubernur Jawa Tengah mengajak para guru memberikan pendidikan mitigasi bencana kepada siswa-siswi di Jateng. Hal tersebut sesuai imbauan Presiden Joko Widodo agar pendidikan mitigasi bencana diterapkan di sekolah, meskipun di Jawa Tengah program tersebut belum bisa dilakukan secara penuh namun para guru diharapkan bisa menyelipkan materi kebencanaan kepada siswa didik.

“Misalnya, guru Biologi, bisa menjelaskan pohon apa yang bisa membantu menahan bencana, bisa dibicarakan dengan kebencanaan. Sampaikan pula sosialisasi jika penggundulan hutan itu bahayanya apa,” kata Ganjar saat menjadi pembicara dalam Dialog Interaktif Mitigasi Bencana bersama LPP RRI dalam acara Kentongan di Auditorium USM, Kamis (5/9/2019).

Jawa Tengah dikatakan sebagai daerah yang cukup sering terjadi bencana alam sehingga sebagai masyarakat Jateng harus menumbuhkan kepedulian terhadap alam. Salah satunya dengan mencegah melalui Pendidikan dan pelatihan.

Ganjar menjelaskan, mitigasi bencana alam sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu melalui ilmu titen. Hal ini bahkan sempat disampaikan Ganjar dalam kunjungannya ke Rotterdam Belanda.

Baca juga: Wujudkan Indonesia dengan SDM Unggul, Ganjar Akan Terapkan Sekolah Vokasi

Mitigasi dengan kearifan lokal ini bisa diketahui, seperti ketika hewan turun dari gunung, masyarakat sudah bersiap-siap akan terjadi gunung meletus atau erupsi.

Jika pintu dan jendela rumah tidak bisa dibuka atau ditutup, berarti ada gempa. Bahkan di Pemalang, jika terjadi gempa, masyarakat akan menancapkan alat penumbuk beras atau “alu janda” ke empat sudut desa agar gempa berhenti.

“Sebagai kearifan lokal, sebenarnya kita sudah memiliki cara mitigasi bencana, namanya ilmu titen. Di Belanda, saya cerita ilmu titen dan alu janda menjadi sesuatu hal yang menarik dan membuat tawa,” jelasnya.

Sementara itu, dari Basarnas juga telah terlibat dalam memberikan pelatihan dan pendidikan kebencanaan melalui program Basarnas Goes to Campus dan Basarnas Goes to School.

Basarnas telah memiliki 3.313 anggota dari berbagai latar belakang disiplin keilmuan sehingga diharapkan bisa memberikan sumbangsih dalam tanggap bencana.

“Dengan program itu, tentunya sesuai tugas pokoknya, anggota Basarnas di berbagai daerah di Indonesia dapat terlibat langsung dalam beragam kegiatan, eksekusi korban bencana maupun mitigasi bencana,” katanya. (*)

Komentar