Layanan SILADO Dikembangkan Hingga ke Pelosok Desa

Bagikan ke :

Banjarnegara, SMJTimes.comPengadilan Negeri Banjarnegara menyelenggarakan rapat koordinasi membahas tentang Pengembangan Inovasi SILADO. Pada agenda tersebut, Pengadilan Negeri Banjarnegara Kelas II bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara.

Rapat koordinasi Pengembangan SILADO (Sistem Layanan Drive-On) digelar di Aula Sasana Karya Praja Lantai 2 Setda Banjarnegara dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 pada Kamis (10/3/2022) lalu.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh pihak Pengadilan Negeri Banjarnegara, yakni Ketua Pengadilan Negeri Banjarnegara Kelas II Rosana Irawati, S.H., M.H., Wakil Ketua Pengadilan Negeri Banjarnegara Kelas II Niken Rochayati, SH.,MH,, para hakim yaitu Tomi Sugianto., SH., Adhi Ismoyo., SH., MH., dan Arief Wibowo. Kemudian ada pun panitera Pengadilan Negeri Banjarnegara, Suhartono, SH., MH., dan Tim SILADO, yaitu Eko Sri Marvyanto, S., Kom dan Rifqi Setya Hutama.

Selain itu, rapat koordinasi pun dihadiri perwakilan Pemkab Banjarnegara, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Banjarnegara, Ir. Singgih Haryono sekaligus membuka acara.

Kemudian, turut hadir Camat dan aparatur desa se-Kabupaten Banjarnegara.

Pada acara tersebut Ketua Pengadilan Negeri Banjarnegara Kelas II Rosana Irawati, S.H., M.H., menyampaikan paparan mengenai kegiatan dan perkembangan Layanan SILADO bagi masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.

Ia menyampaikan, tahun ini Pengadilan Negeri Banjarnegara Kelas II akan melakukan Pengembangan Inovasi SILADO di Kantor Desa guna lebih mendekatkan pelayanan hukum pada masyarakat di desa-desa yang dijadikan sampel.

“Program lebih dikembangkan dari sebelumnya yang hanya diselenggarakan di Kantor Kecamatan saja. Nantinya akan ada evaluasi terkait pelaksanaan layanan SILADO dengan mendengar aspirasi dari masyarakat sebagai pengguna layanan,” ungkapnya.

Program Pengembangan Layanan SILADO bertujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat Banjarnegara, dimana masyarakat Banjarnegara bukan hanya membutuhkan layanan yang berbasis teknologi informasi, tetapi juga mendapat layanan secara langsung (human to human) khususnya masyarakat yang berada di pelosok desa. (*)

Komentar