Pemuda Raci Raup Keuntungan dari Penjualan Kotoran Ternak

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Bagi kebanyakan orang cenderung menghindar jika bersinggungan dengan kotoran ternak.  Namun, hal ini tak berlaku bagi Aji Sholikhul Umam, warga Desa Raci Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Di tangannya, kotoran burung puyuh bisa menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Pemuda lulusan IAIN Kudus ini menceritakan awalnya ia bekerja di pabrik pengolah ikan dan pernah bekerja sebagai sales motor. Lantaran merasa tidak nyaman, ia terdorong untuk berwirausaha. Atas saran orang tuanya ia memutuskan untuk menjadi pengepul kotoran ayam.

Kotoran ayam yang dikumpulkannya lalu dijual kepada petambak dan petani. Tak selang berapa lama ia melihat peluang lain. Permohonan kotoran puyuh di Facebook ternyata lebih banyak sementara pemainnya lebih sedikit. Kemudian  ia berpindah haluan untuk menjadi pengepul kotoran puyuh.

“Awalnya ada info bahwa terdapat tambak yang disetori kotoran ayam, belum kotoran puyuh. Aku ada pandangan berwirausaha dengan kotoran puyuh. Alhamdulillah, dapat permintaan yang besar dari Facebook,” kata pemuda yang kerap disapa Aji, Senin (04/10/2021).

Kotoran puyuh memiliki tekstur lebih kering dan bersih. Hal inilah yang menyebabkan kotoran puyuh lebih banyak peminatnya dibanding kotoran ayam.

Menurut Aji, kotoran puyuh digunakan oleh petambak untuk mendasari lahan tambak sebelum diberi benih bandeng atau udang. Kotoran tersebut akan menjadi plankton makanan benih. Berbeda dengan kotoran ayam, kotoran puyuh bisa menghasilkan plankton yang lebih berkualitas dan membuat air tambak lebih hangat saat musim hujan.

Sementara di sawah, kotoran puyuh digunakan untuk pupuk. Caranya dengan dicampur tanah sebelum bibit padi dan hortikultura ditanam.

Dalam seminggu Aji mampu mengumpulkan kotoran puyuh kering sebanyak 4,5 ton. Kotoran tersebut kemudian dikemas dalam sack per 30 kilogram. Seminggu ia bisa mengemas 150 sack kotoran ayam.

“Kalau ambil kotorannya ngecer dari Tayu dan di beberapa area  pegunungan peternak puyuh. Lalu saya beli di peternak untuk ganti pakan, tidak ada harganya tapi pihak peternak dipergunakan sebagai ongkos mengumpulkan dan membeli sack,” tambah Aji.

Per sack-nya dijual dengan harga yang beragam tergantung pasar. Ia mengaku dalam seminggu bisa meraup keuntungan hingga Rp 2 juta.

Bersama keempat pegawainya, ia mampu produksi produk untuk diedarkan ke petambak dan petani di Kecamatan Juwana, Batangan, dan Jaken.

Aji menargetkan akan megembangakn usahanya. Tidak hanya mengumpulkan kotoran, ia berkeinginan untuk mengolah kotoran puyuh menjadi pupuk organik yang lebih bernilai tinggi. (*)

Komentar

News Feed