Pati, SMJTimes.com – Narso selaku Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati menilai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih terbelenggu corporate trap atau jebakan korporasi. Ia menyontohkan kebijakan beberapa daerah yang mewajibkan minimarket maupun supermarket untuk menampung produk lokal.
“Kita ambil contoh memang betul ada kebijakan di berbagai daerah yang mewajibkan minimarket atau supermarket untuk menampung produk lokal. Biasanya makanan dan pakaian,” tutur politisi asal Partai Keadilan Sejahtera ini, beberapa waktu lalu.
Menurut Narso, UMKM tersebut tidak langsung mendapatkan keuntungan dari sistem ini. Mereka harus menunggu beberapa saat untuk bisa mengambil hasil jualan.
“Tetapi dalam kenyataannya produk lokal yang ditampung mereka itu, biasanya titip jual. Itu pun ndak langsung dibayar kalau laku. Masih menunggu satu minggu, hingga beberapa waktu baru dibayar,” lanjut Narso.
Menurutnya, hal ini sangat memperberat para pegiat UMKM dalam melakukan produksi maupun mengembangkan usahanya.
“Maka ini yang namanya coorporate trap. Jebakan korporasi. Mereka yang UMKM lebih kecil itu dipaksa untuk menopang korporasi,” jelas Narso.
Selain itu, hal ini juga yang membuat produk lokal maupun UMKM sulit bersaing dengan produk impor maupun produk lainnya.
“Itu yang membuat produk lokal berat bersaing. Modal terbatas. Ketika ada peluang untuk memasarkan ternyata tidak bisa langsung dibayar. Masih menunggu beberapa saat baru bisa dibayar,” tandas Narso. (Adv)
Komentar