Harga Sayur Melonjak Sebab Distribusi Terhambat

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com – Kenaikan harga sayuran di Rembang mulai awal tahun ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Misalnya di pasar Rembang kota, semula harganya kisaran Rp1000 per ikat, namun mengalami kenaikan hingga harganya mencapai Rp3000 sampai Rp4000.

Dalam penjelasannya, kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkopukm) Rembang, Akhsanudin menerangkan bahwa kenaikan ini bisa jadi disebabkan oleh keterlambatan distribusi sayuran dari luar kota. Pasalnya beberapa jenis sayuran yang dijual di Rembang berasal dari luar daerah.

Baca juga: Harga Sayur-Mayur di Pasar Rembang Naik

“Mungkin itu juga karena faktor pandemi ini. Kan nggak lepas dari kondisi ini, karena proses penjagaan yang di masing-masing daerah itu, maka transportasi tidak begitu bebas. Ini lebih karena masalah distribusi,” ungkapnya.

Menurut Akhsanudin, naik turunnya harga ini tergantung dari kebutuhan masyarakat. Dan ini sangat dipengaruhi sekali oleh ketersediaan barang di pasaran.

Baca juga: Antisipasi Dampak PSBB Jawa-Bali, Distributor Sayur Perlu Strategi

Beberapa jenis sayuran, seperti kangkung, lanjut Akhsanudin sudah tersedia di Rembang, jadi tidak perlu mengambil dari luar kota. Namun beberapa jenis sayuran tertu masih mengandalkan stok dari luar daerah, seperti kabupaten Semarang dan Salatiga.

“Memang akhir-akhir pandemi yang cukup tajam, distribusi agak terhambat. Itu sayur kan banyak berasal dari Salatiga, Bandungan. Jenis tertentu dari lokasi Bandungan dan Kopeng, biasanya kayak kubis, sawi kayak gitu. Kalau yang lokalan kayak kangkung dari desa-desa saja,” imbuhnya.

Baca juga: Lezat dan Sehat, Coba Resep Camilan Nugget Tahu dan Sayuran

Akhsanudin menuturkan bahwa setiap hari pengelola pasar di Rembang selalu melaporkan kondisi semua harga barang di pasaran. Namun jika terjadi ketidakjujuran oleh pedagang dalam melaporkan harga, maka pihaknya biasanya akan mengintruksikan pengelola pasar untuk melakukan sidak. Namun untuk saat ini pihaknya belum sempat untuk melaksanakan sidak tersebut.

“Sementara ini belum sempat sidak, kecuali kebutuhan pokok yang menyangkut distribusi secara nasional biasanya kita lakukan dengan tim, apakah betul ada pedagang yang nakal,” tandasnya. (*)

Baca juga:

Reporter : Aziz Afifi

Komentar