31 Kabupaten di jateng Diprediksi Kekeringan, BPBD Siapkan 1.000 Tangki Air Bersih

Bagikan ke :

Semarang – Kemarau panjang mulai mengintai, ancaman kekeringan mulai terlihat. Untuk mengantisapasi hal tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan air bersih sebanyak 1.000 tangki.

Anggaran sebesar Rp320 juta telah sisiapkan untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang mungkin terjadi selama musim kemarau tahun ini. Dana itu nantinya akan digunakan untuk menyuplai air bersih sebanyak 1.000 tangki kepada masyarakat.

“Air bersih itu nantinya akan diberikan ke daerah-daerah yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang tahun ini,” kata Sudaryanto, Kepala BPBD Jateng pada Rabu (26/6/2019).

Namun suplai air bersih baru akan diterjunkan apabila pihak kabupaten/kota sudah tidak sanggup melayani permintaan air bersih dari warga. Sampai hari ini, penanganan kekeringan di beberapa kabupaten/kota masih dapat diatasi oleh daerah masing-masing.

Lanjut Sudaryanto, sudah ada 10 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan, di antaranya Cilacap, Purbalingga, Temanggung, Wonogori, Blora, Grobogan, Pati, Demak dan sekitarnya.

Dropping air bersih sudah dilakukan sampai hari ini, ada yang sehari sampai 60 tangki, ada yang hanya dua tangki seperti di Temanggung. Pengiriman air bersih ini akan kami lakukan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana kekeringan,” ucapnya.

Baca juga : Siaga Kekeringan, Berikut Tips Menghadapi Musim Kemarau dari BNPB

Masyarakat bisa mengajukan bantuan air bersih kepada BPBD jika memang terdampak kekeringan. Masyarakat dapat berkoordinasi dengan perangkat desa terkait seperti pihak kelurahan dan kecamatan.

“Atau bisa langsung ke BPBD di daerah masing-masing. Dengan catatan, pengajuan bantuan dropping air bersih ini tidak bisa untuk kepentingan pribadi, jadi diprioritaskan untuk desa atau wilayah yang mengalami kekeringan cukup parah,” tegasnya.

Selama musim kemarau, pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan hematr air. Sebab diprediksi, musim kemarau tahun ini akan belangsung hingga September mendatang.

Dari perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lanjut dia, sebanyak 31 kabupaten/kota, 360 kecamatan dan 1.259 desa di Jateng diprediksi akan mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun ini.

Penghematan air dari masyarakat, kata dia, akan sangat membantu proses penyelesaian bencana kekeringan di Jateng. Sebab menurutnya, sejumlah waduk di Jateng saat ini telah mengalami penurunan debit air.

“Jadi masyarakat memang harus menghemat air, agar debit air di waduk tetap terjaga. Bijaklah dalam menggunakan air bersih karena musim kemarau masih cukup lama. Sekarang ini baru permulaan,” tegasnya. (*)

 

Komentar