Rembang, SMJTimes.com – Terkenal dengan kelezatannya, hasil pertanian sawo petani Desa Sampung Kecamatan Sarang, Rembang digandrungi banyak orang. Tak ayal, jika salah satu jenis pertanian ini cukup menjanjikan untuk dikembangkan.
Salah satu petani sawo, Jaelani mengungkapkan mayoritas petani memilih menanam sawo banyak di tegalan. Pasalnya, tanaman sawo lebih mudah berbuah karena mendapatkan cukup air.
“Sawo jika ditanam di tegalan, pohonnya lebih gampang berbuah, karna selain mendapat cukup air serta udan dan panas yang pas pohon sawo jadi gampang berbuah,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (20/8/2021).
Dulu, lanjut Jaelani, setiap tegalan yang ada di Desa Sampung terdapat lebih dari 10 pohon. Namun, seiring bergulirnya waktu, jumlah pohon sawo semakin berkurang menjadi 6 sampai 7 pohon saja di Tegalan.
Meski demikian, ia mengaku budidadaya sawo cukup memberikan keuntungan bagi masyarakat Sampung karena berbuah sepanjang tahun.
“Musim sawo itu pada November hingga bulan April, meskipun buah sawo tak selebat buah November. Tapi hampir setiap bulan bisa berbuah,” ujarnya.
Saat musim panen, harga sawo mencapai Rp7000 perkilonya. Kemudian, saat tidak musim sawo harganya mencapai tiga kali lipat karena minimnya persediaan.
Sementara itu, untuk pemesanan masyarakat tidak mengalami kesulitan karena pengepul yang datang untuk mencari pasokan.
“Budidaya sawo ini menjadi komoditas unggulan dan menjadi mata pencaharian utama masyarakat sampung Kecamatan Sarang. Meski jumlahnya mulai menurun kami berupaya mulai melestarikan,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Petani Desa Sampung Jadikan Sawo sebagai Komoditas Unggulan”
Komentar