SMJTimes.com – Polycystic Ovary Syndrome atau PCOS merupakan gangguan hormonal yang cukup umum dialami perempuan usia subur.
Meski sering terdengar, tidak sedikit perempuan yang belum menyadari bahwa gejala-gejala yang dialami seperti haid tidak teratur atau jerawat parah bisa menjadi tanda dari kondisi PCOS.
Padahal, jika tidak ditangani, PCOS bisa berdampak serius pada kesehatan jangka panjang, termasuk kesuburan dan risiko penyakit kronis.
PCOS terjadi ketika tubuh perempuan memproduksi hormon androgen (hormon laki-laki) secara berlebihan. Hal ini mengganggu proses pelepasan sel telur setiap bulan, sehingga menyebabkan gangguan ovulasi.
Mayo Clinic menjelaskan bahwa salah satu ciri khas PCOS adalah ovarium yang membesar dan mengandung banyak kista kecil, meskipun tidak semua penderita mengalaminya.
Gejala PCOS sangat bervariasi, namun beberapa tanda umum yang sering muncul antara lain: haid tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih di wajah atau tubuh (hirsutisme), jerawat membandel, berat badan naik drastis atau sulit turun dan rambut kepala menipis.
Dalam beberapa kasus, perempuan juga mengalami kesulitan untuk hamil. Menurut National Institutes of Health (NIH), kondisi ini bisa muncul sejak masa remaja, tapi banyak yang baru menyadarinya setelah mencoba hamil dan mengalami kesulitan.
Risikonya pun tidak bisa dianggap enteng. Selain gangguan kesuburan, PCOS meningkatkan risiko diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gangguan tidur hingga depresi.
Bahkan, perempuan dengan PCOS memiliki peluang lebih besar mengalami kanker endometrium jika siklus menstruasi tidak teratur dibiarkan terlalu lama.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Sayangnya, PCOS tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Tapi kabar baiknya, gejalanya bisa dikendalikan. Perubahan gaya hidup menjadi langkah pertama yang direkomendasikan oleh para ahli.
Menjaga berat badan ideal, menerapkan pola makan sehat rendah gula, serta olahraga rutin bisa membantu menstabilkan hormon dan memperbaiki siklus menstruasi.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan pil KB hormonal atau obat pengatur insulin seperti metformin untuk membantu mengatur siklus haid dan ovulasi.
Penting untuk mengenali tubuh sendiri dan tidak mengabaikan sinyal-sinyal yang diberikan. Jika kamu merasa mengalami gejala seperti di atas, konsultasikan dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Deteksi dini bisa membuat penanganan jauh lebih efektif dan mencegah komplikasi serius di masa depan. (*)
Komentar