Jangan Percaya Mitos! Berikut Anggapan Keliru Tentang Gerhana Matahari

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Gerhana matahari hibrida yang terjadi pada Kamis (20/4) siang hari tadi merupakan peristiwa yang langka dan spesial. Dikatakan spesial karena saat terjadi gerhana terdapat sebagian wilayah yang mengalami gerhana matahari total, sementara sebagian lainnya mengalami gerhana matahari cincin.

Selain disebut perstiwa langka, gerhana matahari juga memiliki mitos-mitos menarik yang mengikutinya. Mitos-mitos ini merupakan anggapan-anggapan orang-orang zaman terdahulu yang tidak terbukti secara ilmiah.

Berikut adalah mitos-mitos seputar gerhana matahari dari berbagai sumber

Gerhana matahari total menyebabkan kebutaan

Banyak orang yang menganggap jika seseorang melihat peristiwa gerhana matahari total secara langsung akan mengalami kebutaan. Hal ini terlalu ekstrem, faktanya melihat gerhana matahari dengan mata telanjang akan membuat seseorang mengalami solar retinopathy, atau berkurangnya kemampuan mata untuk melihat hal-hal detail atau pandangan menjadi kabur.

Dilansir dari LiveScience, cahaya matahari secara umum memang berbahaya untuk mata, namun ini tidak terbatas saat melihat gerhana matahari saja. Melihat gerhana matahari dalam jangka waktu lama memang dapat mengakibatkan kebutaan, namun normalnya manusia akan menghindari terlalu lama berhadapan dengan sinar matahari.

Gerhana matahari dapat meracuni makanan

Beberapa orang masih mempercayai bahwa radiasi saat gerhana matahari dapat meracuni makanan. Mereka menganggap makanan kotor dan berbahaya saat terjadi gerhana. Hal ini tentu saja tidak benar. Paparan sinar matahari tidak dapat mengubah senyawa dalam makanan. Selain itu, tingkat radiasi saat terjadi gerhana juga cenderung sama.

Gerhana matahari dikaitkan dengan kematian tokoh masyarakat

Hal ini dipercayai oleh orang-orang zaman dulu. Beberapa orang berpengaruh, seperti King Henry 1 wafat saat langit gelap atau terjadi gerhana matahari. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa gerhana matahari merupakan pertanda kematian seseorang yang terkenal di masyarakat.

Namun, hal ini tidak lah benar. Gerhana matahari merupakan suatu peristiwa alami dan dapat dijelaskan secara sains, sehingga tidak berhubungan dengan peristiwa spiritual maupun gaib.

Gerhana matahari dikaitkan dengan terjadinya bencana

Masyarakat Yunani kuno mempercayai jika gerhana matahari merupakan pertanda kemarahan dewa dan awal dimulainya bencana atau kerusakan. Orang mesir Mesir kuno juga menganggapadanya gerhana matahari berkaitan dengan energi jahat karena kondisi langit yang gelap.

Hal ini tidak benar karena langit gelap di siang hari karena posisi matahari yang tertutup oleh bulan. Bencana yang terjadi saat gerhana matahari hanya sebuah kebetulan.

Wanita hamil tidak boleh melihat gerhana Matahari

Mitos lainnya adalah gerhana matahari membahayakan kandungan wanita hamil. Anggapan ini dikaitkan dengan radiasi yang membahayakan manusia dan bayi di dalam kandungan. Mereka mempercayai saat ibu hamil keluar rumah saat gerhana, anak yang dilahirkan akan mengalami kebutaan dan bibir sumbing. Namun, hal ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Tidak ada gerhana matahari di wilayah kutub

Beberapa orang menganggap gerhana matahari tidak akan terjadi di wilayah kutub. Pada kenyataannya, gerhana matahari total terakhir kali terlihat dari daerah Kutub Utara adalah pada 20 Maret 2015. Saat itu, gerhana melewati Kutub Utara dan berakhir tepat pada Ekuinoks Musim Semi. Gerhana matahari total juga pernah terjadi di Kutub Selatan pada 23 November 2003. Jadi, anggapan tersebut hanya mitos belaka.

Komentar