SMJTimes.com – Seorang pakar dari lembaga riset siber CISSReC, Pratama Persadha sebelumnya menuturkan bahwa migrasi data dari PeduliLindungi ke Satu Sehat Mobile memiliki beberapa risiko keamanan.
Ia menerangkan, proses pemindahan dari aplikasi satu ke aplikasi lainnya memunculkan risiko kebocoran data, penggunaan data tanpa izin, hingga kerentanan data.
Dikutip dari CNN Indonesia (26/2), Pratama menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait migrasi atau pemindahan data dari aplikasi PeduliLindungi ke Satu Sehat Mobile tersebut. Menurutnya, beberapa hal berikut perlu dilakukan untuk mencegah adanya ancaman dan meminimalisir risiko keamanan.
Pertama, yakni Kepatuhan pada regulasi privasi dan data pribadi. Pengguna perlu diberikan jaminan bahwa data pribadi mereka akan dilindungi dan tidak akan disalahgunakan. Perlu ditetapkan pula mekanisme yang jelas dan tegas. Terutama tentang siapa saja yang memiliki akses ke data kedua aplikasi tersebut. Selain itu, bagaimana data itu akan digunakan, dan bagaimana data akan dihapus setelah digunakan.
Data yang dihasilkan dari aplikasi harus dienkripsi dan disimpan di server yang aman. Aktivitas peng-akses-an pun seharusnya hanya boleh dilakukan oleh pihak berwenang dan dipantau secara terus-menerus untuk mendeteksi tindakan yang mencurigakan. Selain itu, penting adanya penilaian risiko terhadap kemungkinan ancaman keamanan, termasuk kemungkinan serangan siber dan kebocoran data. Untuk itu, diperlukan respons cepat dan tepat apabila terjadi pelanggaran keamanan data.
Selain itu, pengguna harus diberi informasi yang jelas tentang bagaimana data mereka akan digunakan dan bagaimana keamanan data dipastikan. Terakhir, sistem pedulilindungi yang tidak terpakai harus dimatikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kasus bocornya data eHAC Kemenkes, sehingga pihak lain tidak bisa masuk dan mengambil data.
Komentar