SMJTimes.com – Mahasiswa seringkali disebut-sebut sebagai agen perubahan atau agent of change. Artinya, selain mahasiswa menjalani perkulihan di bidang akademik, mahasiswa juga musti menjadi inisiator perubahan di Indonesia.
Bila flashback ke belakang, sejarah mencatat mahasiswa pernah menurunkan Presiden Soeharto di era Orde Baru pada 1998.
Dengan aksinya menduduki Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), mahasiswa bisa meruntuhkan sebuah sistem pemerintahan yang dipimpin rezim otoriter selama 32 tahun lamanya.
Kondisi itu mencerminakan mahasiswa mampu unjuk gigi dalam revolusi Indonesia.
Mahasiswa dapat menyalurkan proses aktualisasi dirinya melalui organisasi. Salah satu organisasi yang cocok untuk mengasah pola piker mahasiswa sebagai lokomotif perubahan adalah organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK).
Dulunya, OMEK sempat dilarang dengan berdasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 26/DIKTI/KEP/2002 Tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus Atau Partai Politik Dalam Kehidupan Kampus.
Namun berdasarkan pada Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan No. 55 Tahun 2018, keberadaan dan aktivitas OMEK di lingkungan internal kampus, kembali dilegalkan, karena dianggap dapat menghalau paham pemecah persatuan bangsa.
OMEK menyajikan berbagai bentuk pelatihan, kajian, diskusi, dan pengabdian.
OMEK juga memiliki peran dalam kegiatan Pemilihan Umum yang berlangsung di lingkungan kampus, seperti pemilihan ketua BEM, DPM, HMJ, Dekan, sampai dengan Rektor, sehingga, tidak jarang OMEK-OMEK tersebut dapat melahirkan tokoh-tokoh hebat dan berpengaruh di Pemerintahan.
Berikut ini 7 OMEK terbesar di Indonesia:
1. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
Pada 23 Maret 1954 organisasi ekstra kampus ini berdiri. Kongres I GMNI menetapkan S.M. Hadiprabowo sebagai ketua pertama GMNI, tanggal ini sekaligus ditetapkan sebagai hari kelahiran GMNI. GMNI adalah organisasi yang bernafaskan nasionalisme dan marhaenise yang memiliki pengaruh dari Soekarno,
Pendirian GMNI merupakan organisasi hasil penggabungan dari 3 organisasi yang sebelumnya, yaitu Gerakan Mahasiswa Marhaen (Yogyakarta), Gerakan Mahasiswa Merdeka (Surabaya), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (Jakarta). Hingga hari ini, GMNI menjadi salah satu OMEK terbesar dengan kader terbanyak di Indonesia.
2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
HMI adalah organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947. Pembentukan organisasi ini diprakarsai oleh Lafran Pane.
Sebelum terbentuk HMI, terdapat organisasi mahasiswa yang bernama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY). Organisasi ini beranggotakan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, yaitu Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI), dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada. Namun, karena dirasa PMY tidak menyalurkan aspirasi keagamaan, di putuskanlah untuk berpisah dari PMY dan mendirikan organisasi mahasiswa sendiri yang bernafaskan islam.
Dalam perkembangannya, HMI kemudian terpecah menjadi dua, karena adanya upaya dari Orde Baru untuk meletakkan asas tunggal Pancasila di dalamnya. Pecahannya tersebut dikenal dengan HMI Dipo dan HMI MPO.
Walaupun begitu, kedua pecahan tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membina insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
3. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Bermula dari keinginan para mahasiswa Nahdliyin, untuk membentuk suatu organisasi mahasiswa yang berideologikan Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) merupakan dasar terbentuknya PMII.
Pembentukan organisasi mahasiswa ini berdasarkan pada hasil Konferensi Besar IPNU pada Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Yang kemudian, dibentuk panitia sponsor yang beranggotakan 13 orang mahasiswa NU untuk mengadakan musyawarah dengan agenda pembentukan organisasi mahasiswa. Hingga pada 17 April 1960, PMII resmi terbentuk.
Namun, di tahun 1972, PMII yang sebelumnya berperan sebagai Badan Otonom (Banom) NU, menyatakan untuk berpisah dan berdiri sebagai organisasi independen. Pernyataan ini dideklarasikan di Malang, Jawa Timur, yang dikenal dengan Deklarasi Murnajati.
4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
IMM merupakan organisasi gerakan mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan ormas muhammadiyah, bergerak dalam bidang keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Organisasi ini berdiri di Yogyakarta, 14 Maret 1964.
Dengan identitasnya, IMM menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide pembaharuan dan pengembangan. Sesuai dengan tiga kompetensi dasar dari IMM, religius, intelektualitas, dan humanitas. Oleh karena itu, IMM memiliki tujuan untuk mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia, dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
5. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
GMKI adalah organisasi kemahasiswaan yang berdiri pada 9 Februari 1950 ini erupakan pecahan dari Christelijke Studenten Vereeniging op Java (CSV) yang sudah ada sejak tahun 1932. Organisasi tersebut memiliki tri panji sebagai dasar pelaksanaan organisasinya, yaitu tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian. GMKI sendiri bukanlah organisasi yang bersifat politik, melainkan organisasi yang bersifat gerejawi.
6. Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
PMKRI merupakan organisasi kepemudaan katolik yang berdiri pada 25 Mei 1947 di Yogyakarta. Berfungsi sebagai pembinaan dan perjuangan mahasiswa katolik dan bukan katolik, dengan berasaskan pancasila, berjiwa kekatolikan, dan bersemangat kemahasiswaan.
Komentar