Pati, SMJTimes.com – Ditutupnya Pasar Hewan Margorejo dari tanggal 2 Juni hingga tanggal 16 Juni 2022 mendatang oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dikarenakan semakin meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), para pedagang hewan ternak tetap nekat berjualan di area sekitar pasar.
Hal ini terlihat sangat ironis. Pasalnya, kondisi tersebut terpaksa dilakukan para pedagang hewan supaya mereka tetap bisa menjual hewan ternaknya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Suparto selaku pedagang asal Kudus ikut menjual kambingnya di depan pasar, tepat di pinggir jalan raya. Ia nekat melakukannya demi mencukupi kebutuhan hidup.
“Ya mau tidak mau saya tetap berjualan Mas, walaupun pasar ditutup saya tetap menggelar lapak di pinggir jalan ini, supaya kambing saya juga laku terjual untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ucap Suparto saat ditemui langsung di lokasi, Selasa (7/6/2022).
Selain itu, Paryanto pedagang hewan ternak asal Tambakromo Pati mengaku nekat berjualan di depan Pasar Hewan Margorejo karena ia merasa keberatan tetap menyimpan dagangannya yang tak kunjung laku.
“Wah angel Mas pasare ditutup, sapiku wedusku tidak ada yang beli, sedangkan pakan setiap hari harus dikasih, ongkos pakan semakin membengkak, ya saya nekat jualan walaupun pasar ditutup, supaya daganganku berkurang, beban pakan tidak membengkak,” risaunya.
Padahal sebelumnya sudah dijelaskan oleh pihak Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Kepala Dispertan Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum menyatakan bahwa penutupan pasar hewan tersebut sebagai upaya Pemkab Pati untuk menanggulangi masalah semakin merebaknya PMK di Kabupaten Pati.
“Pasar ditutup agar steril. Setidaknya ada upaya pemutusan rantai penularan PMK. Selain itu, pasar hewan di luar Pati juga sudah ditutup. Seperti di Blora dan Magelang,” pungkas Niken saat diwawancarai SMJTimes.com tak lama ini. (*)
Komentar