Pati, SMJTimes.com – Bupati Pati Haryanto menghadiri pengukuhan Pengurus Paguyuban Solidaritas Kepala Desa dan Perangkat Desa Kabupaten Pati (Pasopati) sekaligus DPC Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) di Pedopo Kabupaten Pati.
Dalam kesempatan itu, Haryanto didampingi jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Proses pelantikan berjalan lancar. Ia pun bersyukur lantaran kepengurusan yang terbentuk mengakomodir para kepala desa yang sebelumnya ikut berkompetisi memperebutkan posisi Ketua.
“Alhamdulillah kepengurusannya mengakomodir semua lini. Kades yang kemarin sempat berkompetisi juga tergabung. Harapannya, kita ada kekompakan, guyub rukun. Begitu kita tadinya kompetisi, kita sebagai contoh masyarakat harus dewasa”, ujar Haryanto.
Haryanto pun mengingatkan agar organisasi Pasopati maupun Papdesi mampu memudahkan komunikasi demi memperpendek alur birokrasi di 401 desa.
“Kalau 401 desa tiap hari ketemu saya secara bergantian, saya tidak bisa kerja. Kalau ketemu ketua atau perwakilan organisasi, birokrasi tidak memakan waktu lama”, imbuh Haryanto.
Pasopati ditegaskan berfungsi sebagai penyambung lidah antara aparatur pemerintahan desa dengan lini pemerintahan di level yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, Haryanto meminta agar kepengurusan berjalan kompak dan dapat bersatu kembali setelah kompetisi perebutan posisi ketua selesai.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Pasopati dan Papdesi Pati, Pandoyo mengungkapkan pihaknya memiliki tiga Pekerjaan Rumah (PR) besar terkait tugas pokok dan fungsi kepala desa.
Tugas yang pertama adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di internal desa. Langkah ini diambil untuk mengasah kualitas SDM dalam menyikapi kebijakan yang dinamis.
“Pertama kami akan berjuang agar ada peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) di internal kepala desa. Karena banyak regulasi yang begitu dinamis, kalau tidak ada silaturahim dan kekompakan secara masif akan berbahaya bagi kita ke depan”, ujar Kepala Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil usai dilantik dan dikukuhkan.
Kedua, berkaitan dengan upaya menyejahterakan masyarakat. Mengingat banyak anggaran yang dipotong.
“Mengingat banyaknya keterbatasan anggaran yang ada saat ini, dipotongnya anggaran sana-sini, tentu mengakibatkan kami harus solid. Kalau tidak solid, upaya mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat akan terganggu”, tandasnya.
Yang ketiga, berkaitan dengan regulasi, terutama dari pemerintah pusat.
“Banyak regulasi yang dijanjikan pemerintah, yang sampai kini belum ada turunannya sampai ke pemerintah provinsi ataupun kabupaten apalagi desa. Maka kami akan berjuang bersama dengan seluruh kepala desa terkait hal ini”, pungkas Pandoyo. (*)
Komentar