Rembang, SMJTimes.com– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang petakan titik rawan bencana abrasi di sepanjang Pantai Kabupaten Rembang. Daerah rawan tersebut menjalar mulai dari pantai di Kecamatan Kaliori, Kragan, Sarang, dan hingga Sluke.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Rembang, Mochammad Murtafi mengatakan, hasil pemetaan area rawan abrasi telah dikoordinasikan dengan berbagai instansi dan tahun depan diwacanakan akan dibangun pemecah ombak untuk meminimalisir abrasinya.
Pemecah ombak rencananya akan ditempatkan di seluruh bibir Pantai Kaliori hingga Sluke yang jaraknya diperkirakan bisa berpuluh-puluh kilometer.
“Yang parah itu di Rembang daerah timur. Seperti Kragan, Sarang, Sluke. Ini sudah dikaji dan untuk informasinya tahun depan atau 2023 mau dibuat break water di daerah situ,” ungkap Murtafi saat diwawancara SMJTimes.com di kantornya.
Terangnya abrasi yang terjadi di Rembang mayoritas disebabkan karena faktor alam, gelombang dan arus laut besar terus menggerus bibir pantai tanpa ada yang penghalangnya.
Terang Murtafi, abrasi bukan merupakan persoalan bagi warga desa setempat saja pasalnya abrasi mempengaruhi eksistensi infrastruktur jalan, rumah masyarakat, dan fasilitas umum masyarakat. Bila terus berlanjut area daratan Kabupaten Rembang makin berkurang.
“Dampaknya di masyarakat untuk akses jalan yang mendekati perkampungan jalannya malah ada yang terbelah jadi dua. Mau tidak mau pakai batu untuk menguruk. Rumah yang terdampak abrasi juga ada,” Imbuh Murtafi.
Hingga saat ini upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak abrasi di sepanjang daerah pemetaan adalah membuat penahan ombak sederhana dari bambu dan karung diisi pasir. Murtafi mengaku cara ini kurang efektif karena penahan ombak tidak permanen. (*)
Komentar