Kontraktor Proyek Drainase di Pati Dikenai Denda Rp2 Juta Per Hari

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Tiga titik proyek trotoar dan drainase tidak sesuai target waktu pengerjaan atau molor dari target yang ditentukan. Proyek yang menelan dana Rp21 miliar ditargetkan selesai 31 Desember.

Hal ini mengakibatkan rekanan atau perusahaan kontraktor harus membayar denda kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dengan denda 1/1000 per hari.

Baca juga: Beton Retak hingga Berlubang, Jalan Raya Batangan-Rembang Rusak Parah

Kabid Cipta Karya di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pati Arief Wahyudi mengungkapkan, tiga titik proyek itu yakni di Jalan Tentara Pelajar, Jiwonolo, dan Wachid Hasyim.

Ia mengaku molornya proyek lantaran pengerjaanya lambat sehingga membuat progresnya telat. Hingga saat ini, tinggal proyek di Jalan Wachid Hasyim belum rampung.

Baca juga: JPU KPK: Tamzil Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp3.325 Miliar 

“Hari ini tinggal satu ruas jalan yang belum kelar, yakni, Jalan Wachid Hasyim. Sisanya, sudah selesai. Tinggal bersih – bersih saja,” ujar Arief, kemarin.

Para rekanan, tutur Arief, akan dikenai denda dengan penghitungan 1/1000 dikali nilai proyek atau sekitar Rp2 juta setiap harinya. Setelah 100% selesai, pihaknya baru mulai menghitung keseluruhan denda tersebut.

Baca juga: Sudah Mencapai 25 Persen, Begini Progres Pengerjaan Proyek Revitalisasi Alun-Alun Pati

“Diakumulasi nilai denda 1/1000 (per hari) dari nilai kontrak. Untuk nominal sekitar dua juta perhari. Denda itupun, per-ruas jalan yang terlambat,” jelasnya.

Ruas Jalan Wachid Hasyim rencananya pekan ini sudah rampung 100 persen. Pihaknya akan mengkoordinasi terkait jalan itu agar cepat selesai.

Baca juga: Dispermades Pati Minta Pemdes Buat Program Padat Karya

Sementara itu, salah satu warga sekitar Jalan Wachid Hasyim yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku senang adanya perbaikan drainase, meskipun pengerjaannya mengalami keterlambatan.

“Tapi sayangnya orang-orang kadang buang sampah di lubang-lubang ini,” katanya sambil menunjukkan lubang di trotoar untuk meninjau drainase akhir pekan kemarin.

Baca juga: Konsumsi Meningkat di Pati, Disdagperin Naikkan Alokasi BBM Hingga 15%

Sedangkan, untuk keterlambatan ia menduga para pekerja khawatir adanya pohon roboh lantaran penopang akar digali.

“Bulan lalu ada pohon roboh Mas. Ya karena digali. Makanya mereka khawatir,” tandasnya. (*)

Baca juga:

Reporter : Umar Hanafi

Komentar