Pati, SMJTimes.com – Minat masyarakat petani di Kabupaten Pati terhadap Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau disebut asuransi pertanian menujukan tren positif. Dinas Peratanian (Dispertan) Pati mencatat ribuan hektar lahan pertanian telah memanfaatkan program AUTP.
Program AUTP dibagi menjadi 2 jenis, yakni AUTP APBD yang merupakan program dari Pemerintah provinsi dan AUTP APBN dari pemerintah pusat.
Baca juga : KUB, Upaya Tingkatkan Kesejahteraan Petani Jeruk Pamelo
Rukisih, Selaku Seksi Agribisnis Dispertan Pati mengungkapkan, di tahun 2020 program AUTP baru bisa mencover 4 kecamatan saja. Pasalnya PT Jasindo (Asuransi Jasa Indoensia) selaku penyelenggara, tahun ini menutup kuota penerima asuransi karena alasan tertentu, dan kemungkinan baru tahun depan akan kembali membuka kuota lagi.
4 kecamatan ini adalah Kecamatan Pati, Dukuhseti, Gabus, dan Jakenan.
Baca juga : Cukai Naik 23 Persen Per 2020, Petani Tembakau Wadul Ke Ganjar
Sedangkan rincian jumlahnya, untuk AUTP APBN, dari 1.500 hektar lahan padi yang diajukan, baru terealisasi 426,21 hektar, lantaran kuota nasional Jawa Tengah dialihkan ke Jawa Timur.
“Karena untuk Jawa Tengah kuota terbatas itu kemarin ditutup kuotanya untuk Jawa Timur. Dari 35 kabupaten di Jawa Tengah memang kurang semua karena diminta Jawa Timur,” kata Rukisih saat ditemui di kantornya, Rabu (23/12/2020).
Baca juga : Dukung Kemajuan Petani, Pemkab Rembang Beri Bantuan Alat Mesin Pertanian
Sementara AUTP Provinsi, dari kuota yang diajukan 1700 hektar, malah realisasinya melebihi kuota ajuan yakni 2324,82 hektar.
Lebih lanjut, yang juga menjadi perbedaan antara dua jenis asuransi ini adalah AUTP yang bersumber dari dana APBD seluruh iuran petani dicover oleh negara. Sedangkan untuk AUTP APBN, petani harus hanya membayar iuran 20 persen premi per hektar atau sekitar Rp36 ribu karena sudah di subsidi pemerintah.
Baca juga : Terjadi Penurunan, Alokasi Pupuk Subsidi Rembang Terpenuhi 70 Persen
“APBD yang dianggarkan dari provinsi, dari petani Rp0, sedangkan APBN petani bayar premi 20 persen Rp36 ribu tiap hektar. Bayarnya lewat bank dikoordinir PPL (penyuluh pertanian lapangan),” imbuh Rukisih.
Dispertan Pati belum bisa memastikan apakah program AUTP ini akan ditambahkan kuotanya di tahun depan, namun pihaknya berharap para petani ikut serta dalam program bila diadakan kemball, untuk meminimalisir dampak gagal panen dan para petani bisa mendapatkan kompensasi.(*)
Baca juga :
- Video : Pelantikan Forum Genre, Genjot Program Cegah Pernikahan Usia Dini
- Hati-hati Modus Baru Penipuan Via WA, ‘Salah Isi Pulsa’
- Video : Kecelakaan Maut, Pengendara Motor Tewas Tertabrak Truk
Reporter: Moh. Anwar
Komentar