Sekali dalam Setahun, Saksikan Fenomena Hujan Meteor Drakoid 8 Oktober Mendatang

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Menurut Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, Kamis (8/10/2020) mendatang, langit Indonesia bakal dihiasi fenomena hujan meteor Dracoid yang terjadi sekali dalam setahun. Sejatinya, peristiwa tersebut berlangsung mulai 6 hingga 10 Oktober mendatang, namun puncaknya terjadi pada 8 Oktober 2020.

Peristiwa hujan meteor ini dihasilkan dari puing-puing komet, tepatnya 21P/Giacobini-Zinner. Komet tersebut bergerak dengan cepat sehingga menghasilkan puing berupa debu angkasa dan batuan di jalur orbitnya.

Baca juga: Indonesia Dihujani Sederet Fenomena Langit Oktober Ini, Bisa Disaksikan Mata Telanjang

Nah, setiap awal Oktober, Bumi selalu melewati jalur lintasan komet 21P/Giacobini-Zinner. Di saat ini tiba, puing-puing yang ada di sana tertarik gravitasi dan memasuki atmosfer sebagai hujan meteor.

Perlu diketahui bahwa hujan meteor Draconid bukanlah peristiwa yang besar. Pussainsa LAPAN mengatakan bahwa akan ada sekitar empat hingga enam meteor yang melintas per jamnya. Dengan catatan, kamu harus memastikan langit di sekitarmu benar-benar gelap dan tidak ada bangunan, pohon, dan cahaya lain yang berpotensi menghalangi pandangan.

Baca juga: Fenomena Langka, Bulan Biru Akan Muncul pada Oktober Mendatang

Walaupun begitu, ada kalanya Draconid bisa menghasilkan ratusan meteor per jam. Dilansir EarthSky, ini terjadi ketika komet 21P/Giacobini-Zinner berada di posisi perihelion (titik terdekatnya dengan Matahari). Terakhir kali fenomena ini terjadi di tahun 2018. Setidaknya Draconid dalam skala besar baru terjadi lagi pada 2025.

Titik radian atau titik muncul hujan meteor  Dracoid berasal dari rasi bintang Draco. Hal ini akan memudahkanmu mencari di mana letak terjadinya Draconid. Kamu hanya perlu mencari rasi bintang Draco yang berada di langit bagian utara, tepat di atas kepala kita

Baca juga: Penemuan Planet Pengembara, Bertebaran Bebas di Antariksa

Umumnya, waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor adalah di tengah malam hingga menjelang dini hari. Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah setelah Matahari terbenam atau sekitar pukul 18.15 hingga 21.30. Ini karena rasi bintang Draco berada di titik tertingginya tepat setelah langit berubah menjadi gelap.

Karena bukan termasuk peristiwa yang besar, hujan meteor Draconid akan sulit diamati di sebagian wilayah. Pussainsa LAPAN mengatakan bahwa di area perkotaan yang padat dan rawan polusi cahaya, Draconid tampak samar-samar dengan satu hingga dua meteor per jamnya.

Maka dari itu, jika ingin mengamati dengan lebih jelas, luangkan waktu untuk pergi ke area yang lapang dan gelap. Contohnya di pantai, lapangan, dan lain sebagainya. Kamu juga bisa gunakan “senjata” berupa teropong bintang atau teleskop.

Baca juga: 

Artikel ini telah tayang di IDNTimes dengan judul “Hujan Meteor Draconid 8 Oktober 2020, Ini Fakta dan Cara Melihatnya!

Komentar