Rembang, SMJTimes.com – Menurut Bupati Rembang Abdul Hafidz harga gabah yang ada di masyarakat cenderung stabil. Meskipun harga gabah menurun, mengatakan jika penurunannya tidak terlalu signifikan.
“Harga gabah di masyarakat hampir stabil. Turun tapi relatif tidak signifikan. Jadi hari ini 3.800,” ujar Bupati, Sabtu (27/3/2021).
Selain itu penuruna harga tahun ini tak begitu parah jika dibandingkan dengan harga tahun 2020 yang turun hingga separuh.
“Beda dengan tahun-tahun dulu. Kalau tahun dulu turunnya separo. Ini turunnya sedikit. HPP-nya itu 4.600 atau 4.700 kita turun 3.800.”
Curah hujan yang masih tinggi memang membuat harga relatif rendah, namun menurut Bupati harga masih gabah dapat naik lagi.
Selain itu, ia menjelaskan penurunan yang tidak terlalu drastis ini disebabkan faktor penggunaan alat panen yang ada. Sehingga hasilnya lebih bersih dan maksimal.
“Kalau ada panas pasti naik lagi. Karena kemarin hujan terus jadi kita, untuk kesulitan, agak turun. Kenapa sekarang turunnya gak drastic, karna ya petani kita pakai kombin. Kombin itu kan bisa bersih tidak ada yang bosok-bosok itu. Jadi kualitas masih terjaga kalau dengan kombin. Jadi harganya masih relatif tinggi, meskipun turun.”
Sementara itu Plt Kepala Dinas pertanian dan Pangan Agus Iwan menjelaskan bahwa rencana impor beras oleh pemerintah pusat berpengaruh pada harga gabah, meskipun tidak signifikan.
Harga gabah terhitung sejak Januari ada penurunan, dari harga 4.500 menjadi 3.800 itu pun kalau menggunakan mesin kombin sedang yang memakai alat tradisional di angka 3.200 sampai 3.500 dibawah HPP Bulog yaitu 4.200.
“Kendalanya memang ada isu impor itu, kemudian adanya hujan yang intens kemarin membuat petani kesulitan menjemur. Tetapi sekarang dicek sudah ada pergerakan naik, karena sudah ada cukup panas petani bisa menjemur sendiri, harga mulai pelan bergerak naik,” ungkapnya.
Menurut Agus, Kabupaten Rembang sendiri memiliki tanah baku sekitar 28 ribu hektare dan yang mengandalkan irigasi ada 8 ribu hektare sisanya mengandalkan tadah hujan. 8 ribu sawah yang mengandalkan irigasi itu berada di dua Kecamatan Sale dan Pamotan.
“Kami akan rapat bersama dengan Bulog, Dirjen tanaman pangan dari Jakarta untuk membantu penyerapan gabah dengan harga yang baik untuk petani. Semoga hasilnya nanti bisa mendorong naiknya harga gabah biar petani bisa untung,” pungkasnya. (Adv)
Komentar