Rembang, SMJTimes.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang akan membentuk tujuh desa tangguh bencana (Destana) baru di tahun 2022.
Destana merupakan program andalan BPBD Rembang untuk memperluas jaringan relawan dan sebagai bagian dari kesiapsiagaan bencana di masyarakat.
Para relawan Destana akan dilatih berbagai materi penanganan kebencanaan oleh BPBD dengan harapan bisa mengedukasi masyarakat untuk sigap menghadapi potensi bencana setempat.
Sekretaris BPBD Kabupaten Rembang, Pramujo mengatakan bahwa yang berperan dalam penanganan kebencanaan 85 persennya adalah masyarakat itu sendiri, sementara pemerintah hanya sebagai support.
“Tujuannya agar masyarakat mandiri tidak menggantungkan pemerintah, setiap kejadian mereka siap. Karena kejadian bencana 85 persen dirinya sendiri yang menyelamatkan,” kata Pramujo saat ditemui di kantornya, Rabu (30/3/2022).
Ia juga mengungkapkan bahwa potensi bencana di Kabupaten Rembang sangat kompleks, mulai dari kekeringan, tanah longsor, banjir hingga angin puting beliung.
Ia mengemukakan, total desa tangguh bencana di Kabupaten Rembang baru ada dua desa. Jumlah tersebut masih sedikit dibanding dengan potensi kebencanaan yang ada.
Penentuan kandidat Destana nantinya akan diutamakan bagi desa-desa yang rawan potensi bencana alam tahunan.
“Destana di Rembang baru dua. Untuk tahun ini ditambah tujuh desa. Kalau yang terbentuk baru di Bendo Kecamatan Sluke dan Sendangmulyo Kecamatan Bulu. Untuk tujuh yang akan dibentuk akan koordinasi dengan daerah yang memerlukan,” katanya.
Dalam satu desa, BPBD akan melatih 20-50 pemuda. Relawan akan diberi edukasi terhadap kebencanaan, kajian risiko bencana, hingga peta kerentanan bencana di wilayah setempat. (*)
Komentar