SMJTimes.com – Gerakan zero waste atau gaya hidup tanpa sampah kini tidak lagi sebatas wacana di media sosial. Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi banyak rumah tangga Indonesia untuk benar-benar melangkah dari teori menuju aksi nyata dalam mengurangi limbah sehari-hari.
Dorongan kesadaran lingkungan yang semakin tinggi, ditambah regulasi baru tentang pengelolaan sampah rumah tangga, membuat konsep ini perlahan menjadi bagian dari kebiasaan hidup masyarakat modern.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume sampah rumah tangga di Indonesia pada awal 2025 mencapai lebih dari 38 juta ton per tahun, di mana 60 persen di antaranya berasal dari plastik sekali pakai dan sisa makanan.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah mendorong rumah tangga untuk menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan komunitas lokal dan pelaku usaha daur ulang.
Langkah awal penerapan gaya hidup zero waste biasanya dimulai dari pengelolaan sampah organik dan nonorganik. Di berbagai kota seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, muncul tren baru rumah tangga menggunakan composter mini untuk mengubah sisa dapur menjadi pupuk alami.
Selain mengurangi timbunan sampah, cara ini juga membantu masyarakat yang memiliki kebun kecil di rumah untuk bercocok tanam secara mandiri.
Di sisi lain, produk rumah tangga kini mulai beralih ke kemasan ramah lingkungan. Beberapa produsen sabun, sampo, hingga deterjen sudah mengadopsi sistem refill station, yang memungkinkan konsumen membawa wadah sendiri untuk diisi ulang.
Data dari NielsenIQ 2025 menunjukkan bahwa penjualan produk dengan kemasan isi ulang meningkat hingga 47 persen sepanjang tahun ini, menandakan pergeseran preferensi konsumen menuju gaya hidup berkelanjutan.
Tak hanya dari sisi konsumsi, gaya hidup zero waste juga mulai masuk ke ranah kebiasaan rumah tangga. Penggunaan tisu kain, peralatan makan berbahan stainless steel, serta botol minum pribadi kini menjadi hal lumrah di kalangan keluarga muda.
Bahkan, sejumlah komunitas digital seperti Zero Waste Nusantara dan Gerakan Pilah Sampah Mandiri aktif mengedukasi masyarakat lewat platform daring dengan konten sederhana dan mudah diterapkan sehari-hari.
Melihat tren ini, zero waste kini bukan sekadar tren hijau yang idealis, melainkan bentuk tanggung jawab sosial baru di tingkat keluarga. Dari dapur rumah tangga, perubahan kecil itu mulai tumbuh menjadi tindakan nyata yang berdampak besar bagi keberlanjutan bumi.
Komentar