Apa Itu Persahabatan Platonik?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Pernahkan Anda mendengar istilah persahabatan platonik (platonic frienships)?

Hal ini dikaitkan dengan perasaan cinta dan kasih yang dirawat dalam suatu hubungan persahabatan. Istilah ini berbeda dengan ‘teman tapi mesra’. Persahabatan platonik sama sekali tidak melibatkan perasaan romantis, namun membangun emosi mendalam, intens dan saling memengaruhi satu sama lain antar sahabat.

Hubungan ini bisa dibangun oleh semua orang, tidak hanya pada persahabatan antara perempuan dan laki-laki saja. Oleh sebab itu, persahabatan platonik disebut dapat memelihara hubungan yang sehat dan menyenangkan.

“Saya melihat cinta platonis sebagai hubungan emosional dan spiritual khusus antara dua orang. Ini tidak melibatkan ketertarikan seksual apa pun, tapi ada kepedulian yang mendalam, saling menghormati, dan kesetiaan,” kata Diana Raab, PhD, penulis Writing for Bliss.

Hubungan platonik menciptakan sinergi

Emosi yang mendalam yang tidak didasarkan pada romansa dapat memberikan kekuatan hubungan antarmanusia secara umum dan membuat seseorang merasa lebih hidup. Anda merasa tidak sendirian di dunia dan dipahami dengan baik oleh sahabat Anda. Selain itu, hubungan ini juga menciptakan sinergi atau kerja sama yang baik karena kecocokan dan rasa percaya satu sama lain.

Apakah hubungan platonik bisa ke pernikahan?

Dilansir dari Oprah Daily, Jordana Jacobs, PhD, seorang psikolog mengatakan bahwa cinta platonik menjadi landasan yang bisa berguna untuk hubungan yang lebih romantis. Menurutnya, hal tersebut mampu memberikan ‘kestabilan’ dalam membina sebuah hubungan.

Artinya, hubungan platonik juga memiliki potensi hingga ke hubungan romantis karena perasaan saling percaya satu sama lain, saling menghormati dan kecenderungan memiliki emosi yang sama. Ini akan menciptakan stabilitas dalam rumah tangga.

Hubungan platonik bagi mereka yang memiliki pasangan

Ada pula seseorang yang menjalin hubungan platonik meski keduanya telah sama-sama memiliki pasangan. Apakah hubungan ini tidak memicu kecemburuan?

Wajar jika pasangan cemburu pada hubungan platonik, namun komunikasi menjadi sangat penting untuk mengelola perasaan tersebut. Diana Raab menyarankan untuk selalu terbuka kepada pasangan untuk membantu mengatasi ketakutan akibat kecemburan tersebut.

“Kecemburuan selalu dikaitkan dengan rasa takut. Bersikap terbuka […] membantu mengatasi ketakutan itu,” katanya.

Selain itu, ketahui batasan adalah kuncinya. Saat sama-sama memiliki pasangan, berikan batasan kepada sahabat platonik Anda (khususnya lawan jenis) agar hubungan tetap terjaga sehat. Saat berpergian, pesan kamar yang berbeda. Selain itu, hindari percakapan yang bisa bersifat menggoda (flirting). (*)

Komentar