SMJTimes.com – Film ‘Budi Pekerti’ menjadi film Indonesia yang dikabarkan akan tayang pertama kali di festival film Internasional, Toronto International Film Festival (TIFF) 2023.
Film garapan Wregas Bhanuteja ini merupakan kolaborasi dari Rekata Studio dan Kaninga Pictures, serta akan dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris berbakat Tanah Air. Tak hanya tayang di festival film internasional tersebut, film ‘Budi Pekerti’ juga dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia dan layanan streaming film dalam waktu dekat.
Sembari menanti perilisan resminya, Anda bisa menyimak fakta-fakta menarik tentang produksi film ‘Budi Pekerti’ ini.
Kolaborasi sejumlah produser berbakat
‘Budi Pekerti’ merupakan proyek kolaborasi dari dua rumah produksi film Rekata Studio dan Kaninga Pictures yang sebelumnya pernah memperoleh 12 Piala Citra FFI 2021 lewat filmnya yang bertajuk ‘Penyalin Cahaya’.
Selain itu, film ini juga akan diproduksi oleh sejumlah produser berbakat yang pernah menghasilkan beberapa judul film berkualitas, seperti Adi Ekatama yang sebelumnya memproduseri film ‘Penyalin Cahaya’, Ridla An-Nuur yang merupakan produser film ‘Filosofi Kopi: Ben & Jody’, dan Willawati yang pernah menjadi produser eksekutif film ‘Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak’.
Disutradarai oleh Wregas Bhanuteja
Wregas Bhanuteja merupakan sutradara yang sebelumnya pernah melahirkan karya-karya terbaiknya, seperti film ‘Prenjak’. Film tersebut menjadi Film Pendek Terbaik di Semaine de la Critique-Cannes Film Festival 2016 dan mendapatkan penghargaan Piala Citra FFI tahun 2016. Tak hanya ‘Prenjak’, Wregas juga menggarap film berjudul ‘Tak Ada yang Gila di Kota Ini’, yang merupakan Film Pendek Terbaik Piala Citra FFI tahun 2019.
Bertabur bintang Tanah Air
Film ‘Budi Pekerti’ akan dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris Indonesia berbakat yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya di dunia seni peran. Sha Ine Febriyanti, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, dan Dwi Sasono akan menjadi pemeran utama film ini.
Inspirasi cerita dari media sosial
Dilansir dari Kompas, Wregas Bhanuteja mengungkapkan bahwa ‘Budi Pekerti’ terinspirasi dari banyaknya kejadian cyber bullying di dunia maya. Ia menyoroti tentang peristiwa saat suatu video tersebar luas di dunia maya, kemudian menjadi viral. Keviralan tersebut memicu beragam komentar dari netizen, termasuk komentar-komentar jahat berujung cyber bullying.
Hal itu mendorongnya untuk membuat karya yang dapat mengajak para penonton untuk merefleksikan lagi apakah tindakan merundung seseorang yang bahkan tidak dikenal di media sosial adalah suatu hal yang pantas dilakukan.
Sementara itu, film ‘Budi Pekerti’ sendiri mengisahkan tentang viralnya video yang menampakkan seorang guru BK saat berselisih dengan seseorang di pasar. Akibatnya, sang guru dan keluarga mengalami tindakan perundungan di media sosial.
Demikian beberapa fakta film ‘Budi Pekerti’. (*)
Komentar