SMJTimes.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan bahwa pihaknya masih memiliki stok yang cukup dalam hal produksi dan penyalurannya. Hal ini disampaikan untuk menjawab apa yang dikeluhkan oleh petani beberapa waktu lalu tentang kelangkaan pupuk. Namun, alokasi yang ditetapkan memang tidak sebanding dengan kebutuhan yang diusulkan oleh para petani.
Dikutip dari Tribunnews (11/2), Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia, Gusrizal mengatakan, “Disebut kelangkaan karena apa? Stok kita cukup sebenarnya, penyaluran juga normal, bagus. Kebutuhan berapa dan keterbatasan dana pemerintah ke program lain tidak bisa memenuhi kebutuhan yang diajukan tersebut. Tapi, intinya kita punya stok, di kios ada stok, dan kami punya distributor kami untuk menebus ke Gudang lini III dan kami meningkatkan untuk stok kios cukup.”
Gusrizal juga menambahkan bahwa distribusi tidak bisa diberikan ke sembarang petani. Petani wajib bergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam sistem informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan), menggarap lahan maksimal 2 hektar dan menggunakan Kartu Tani untuk wilayah tertentu.
Hal ini ditetapkan dalam Permentan No 10 Tahun 2022 Tentang tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
“Cuma ini sistemnya adalah nama orang, nama lahan, tertentu, enggak bisa sembarang orang,” imbuhnya.
Selain itu, terdapat aturan tertentu bahwa pupuk subsidi difokuskan untuk urea dan NPK. Sementara hanya beberapa jenis komoditas yang mendapatkan alokasi, seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao dan kopi. Kesembilan komoditas ini merupakan hasil pertanian yang strategis dan berdampak terhadap inflasi.
Gusrizal juga memberikan informasi tentang stok nasional sebesar 613.138 ton per tanggal 8 Februari. Stok tersebut setara 162 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah, yaitu 377.344 ton.
Komentar