Pati, SMJTimes.com – Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bermasalah. Hal ini terjadi pada usaha dalam bidang konveksi di Desa Kedumulyo Kecamatan Sukolilo, Pati semakin kritis bahkan hampir gulung tikar.
Hal tersebut disampaikan pengusaha konveksi dalam reses Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Warsiti.
Warsiti menjelaskan bahwa sejak pandemi datang tahun 2020 lalu, para pelaku usaha kesulitan mendapatkan bahan baku konveksi karena ketatnya protokol PSBB, PPKM, hingga PPKM darurat.
Selain itu, karena barang bakunya langka, menyebabkan harganya juga jadi melambung tinggi sehingga makin sulit diakses oleh warga setempat.
Penyebab melonjaknya harga tekstil itu menurut warga juga tidak terlepas dari melonjaknya harga dolar dan adanya beberapa pabrik tekstil penghasil bahan yang disegel.
“Untuk reses kedua di Desa Kedungmulyo Sukolilo karena dulu banyak yang sudah menggeluti. Konveksi tapi setelah ada Covid-19 tidak ada setoran kain sehingga banyak yang gulung tikar, ” kata Anggota Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) DPRD itu.
Bahkan bukan hanya bahan baku yang jadi kendala. Karena daya beli masyarakat di masa pandemi sedang menurun, pembeli produk UMKM desa setempat juga jadi berkurang.
Atas keluhan tersebut, Warsiti mengaku akan membawa masalah tersebut ke ranah pemerintah eksekutif dalam hal ini dinas terkait. Dengan harapan bisa makin memberdayakan para pengusaha Desa Kudumulyo .
Bisa diberikan suntikan atau pinjaman modal usaha maupun diberikan keterampilan menjahit membuat bahan lain sendiri hingga desain produk, dari Dinkop UMKM maupun Dinas Tenaga kerja (Disnaker) Pati.
“Supaya bagaimana ada campur tangan dari pemerintah agar menangani. Sehingga ibu-ibu yang sudah ada diberdayakan. Ini bisa diberdayakan lagi lah. Juga ada pelatihan membuat bahan. Jadi selain bisa menjahit, pasang benang mereka juga bisa order membuat bahan pakaian sendiri, ” ujar Warsiti saat diwawancara SMJTimes.com, pada Senin (24/1/2022). (*)
Komentar