Pati, SMJTimes.com – Curah hujan yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir berdampak pada sektor pertanian padi di Kabupaten Pati. Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati mencatat, hingga pekan ini sebanyak 66 hektar lahan sawah terendam banjir.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Dispertan Kabupaten Pati Kun Saptono menyebut, puluhan hektar lahan yang terendam banjir tersebar di Kecamatan Margorejo dan Kecamatan Dukuhseti.
Meski masih bisa bertahan, bila dalam beberapa hari ke depan air tidak surut petani setempat terancam gagal panen. Menurut perhitungannya, kerugian ditaksir mencapai Rp 300-an juta.
“Hujan dalam seminggu terakhir ini ada yang curah hujan cukup tinggi. Di daerah Margorejo tepatnya Desa Jambean Kidul sekarang ada banjir, yang tergenang kurang lebih 17 hektar. Sedangkan di Dukuhseti sekitar 53 hektar,” terang Kun saat disambangi awak media di kantornya, Kamis (20/1/2022).
Kendati demikian, ia menjelaskan jika dibandingkan musim tanam pertama (MT-1) tahun lalu, kondisi pertanian padi tahun ini lebih baik. Pasalnya, meski diguyur hujan harian, musim penghujan tahun ini tak se-ekstrem tahun 2021.
Selain itu, ia mengatakan hama penyakit tanaman padi juga relatif sedikit sehingga dapat dikendalikan, meski hama tikus masih menjadi perhatian.
Dispertan Kabupaten Pati memantau, dalam pekan ini sudah ada beberapa desa yang melakukan panen. Sementara, panen raya diprediksi akan datang satu minggu lagi.
“Karena baru sedikit yang panen, belum kita simpulkan untuk provitasnya. 10 hari lagi nanti kita lihat ubin-an Dispertan dan BPS,” ujarnya.
Ia pun menjelaskan, harga Gabah Kering Giling (GKG) pekan ini berada di kisaran Rp 4.600 – Rp 4.800, lebih tinggi dibandingkan Harga Pokok Produksi (HPP) yang hanya Rp 4.050. (*)
Komentar