Dewan Pati Soroti Anjloknya Harga Gabah

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno menyebut bahwa akibat tingginya curah hujan hasil panen padi petani tidak memuaskan.

Musim tanam pertama (MT-1) yang terjadi pada bulan ini kurang memperoleh sinar matahari sehingga petani sulit mengeringkan padi secara konvensional.

Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu menjelaskan, beras dipanen ketika musim penghujan, keadaan gabah akan terlalu basah, sehingga mengurangi kualitas beras. Hal ini juga akan berimplikasi kepada nilai jual beras ke tengkulak.

Kondisi seperti ini pun sangat disayangkan, lantaran selalu terjadi setiap tahunnya di MT-1.

Dewan Pati Soroti Anjloknya Harga Gabah

Sukarno berharap kepada Dinas Pertanian (Dispertan) agar mampu memfasilitasi para petani dengan mesin pengering padi untuk meminimalisir kerugian tahunan yang dialami petani.

Karena harga pengering padi yang tidak murah, Dirinya menyarankan agar mesin pengering diberikan untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) secara kolektif.

“Untuk mengantisipasi panen pada saat curah hujan tinggi, perlu ada bantuan di Gapoktan kelompok tani, mesin pengering padi atau oven sehingga petani tidak khawatir kualitas padi yg dipanen akan rusak, sehingga petani tidak mengalami kerugian besar,” ungkap Nur Sukarno kepada SMJTimes.com, Selasa (18/1/22).

Disamping mengeringkan, oven juga bisa meningkatkan nilai jual hasil panen petani. Para petani juga bisa tak hanya menjual dalam bentuk gabah, tapi bisa diolah menjadi beras yang dapat disesuaikan dengan kualitas yang diinginkan.

Gabah atau beras bekualitas bagus tentunya bisa diserap oleh tengkulak dengan harga yang lebih tinggi. (*)

 

Komentar