Sawah Sering Banjir, Bantuan Berupa Bibit dan Subsidi Pupuk Belum Cukup

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Beberapa wilayah di Kabupaten Pati seringkali menjadi langganan banjir sehingga kondisi tersebut berdampak buruk pada sektor pertanian, khususnya produksi tanaman pangan.

Menurut Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati M. Nur Sukarno, banjir tersebut ironisnya terjadi pada saat musim tanam pertama (MT-1) yang rata-rata tanaman berumur 2 sampai 3 bulan bahkan ada yang sudah memasuki masa panen. Akhirnya petani mengalami kerugian.

“Rata-rata MT-1 jatuh pada bulan Oktober-November karena sebagian besar sawah tadah hujan. Kalau pengairannya tidak tergantung musim hujan bisa diantisipasi memajukan musim tanam,” ungkapnya saat dihubungi SMJTimes.com, Selasa (11/1/2022).

Sawah Sering Banjir, Bantuan Berupa Bibit dan Subsidi Pupuk Belum Cukup

Maka dari itu, Desember kebanyakan petani sudah bisa panen. Masalah ini memang sulit diantisipasi, kecuali ada penganggaran dari Anggaran  Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mengantisipasi banjir di Kabupaten Pati.

“Misalnya, menormalkan semua sungai sesuai peta awalnya, pembangunan waduk besar yang bisa menampung limpahan air pada saat curah hujan tinggi,” jelasnya.

Namun hal itu sulit terwujud karena banyak kendala. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah hanya meringankan beban petani tanaman pangan melalui bantuan bibit dan subsidi pupuk.

“Dananya bersumber dari APBD dengan dasar Perda Perlindungan dan Pemberdayaan Petani,” sambungnya.

Lebih lanjut, sampai saat ini Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tersebut belum masuk Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) tahun 2022. (*)

Komentar