Pati, SMJTimes.com – Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Dinarpus) Kabupaten Pati Priyono Arief Fandillah menyebut, hadirnya buku digital atau E-book dimasa pandemi tak menggantikan peran buku-buku fisik.
Hal ini dibuktikan dengan stabilnya jumlah pembaca di Perpustakaan Daerah (Perpusda) maupun perpustakaan desa jelang berlakunya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Kabupaten Pati.
“Kalau pengaruhnya sendiri mungkin tidak ada, Mas. Karena perpustakaan ini kan segmen. Orang ada yang lebih suka membaca buku. Saya kira kalau pengurangan nilai baca malah enggak,” kata Priyono kepada SMJTimes.com saat ditemui di kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Pati, Senin (13/12/2021).
Priyo menjelaskan, rata-rata pembaca buku produktif di Kabupaten Pati adalah golongan pelajar.
“Kalau di sini kan 70 persen kalangan pelajar. Dia datang cari buku 10 di laptop cari referensi. Atmosfirnya beda,” katanya.
Kendati demikian, hadirnya buku digital di era pandemi cukup memberi peningkatan minat baca masyarakat. Pasalnya, kini akses buku digitial atau e-Book lebih mudah dijangkau dibandingkan buku fisik.
Selain itu, harga E-book juga lebih murah karena editingnya dilakukan secara digital dan tak mengalami proses percetakan.
Priyo menyebut tak ada persaingan antara buku digital dan buku fisik dalam hal minat baca. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Namun, perpustakaan fisik juga harus terus berinovasi seiring perkembangan alat digital. Priyo merencanakan akan menambah ruang baca outdoor di perpustakaan daerah Pati. Pihaknya akan menyadur konsep cafe.
“Jadi nggak selalu baca itu di ruang tertutup, tapi bisa di luar, grand design-nya sudah ada, tapi terkendala dana,” pungkasnya. (*)
Komentar