Rembang, SMJTimes.com- Kuswandi, Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan UKM Disperindakop Dan UKM Rembang menyatakan bahwa ketersediaan perajin batik di Rembang masih cukup. Program regenerasi batik yang dicanangkan pemerintah menurutnya cukup berhasil.
Hal ini dibuktikan dengan aktifnya 175 perusahaan batik se-Kabupaten Rembang. Permintaan batik Rembang juga terus mengalami peningkatan seiring dikukuhkannya Kabupaten Rembang sebagai kota fashion oleh Gubernur Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.
“Di Rembang pengusaha batiknya ada 175 hampir 200 an. Belum pekerjanya. Di sektor batik sepengamatan kami bagus ketersediaannya , tapi ini kan masih pandemi secara omzet turun tapi secara keseluruhan masih aman,” terang Kuswandi kepada SMJTimes.com saat ditemui di kantor Disperindakop Dan UKM Rembang hari ini, Jumat (19/11/21).
Kendati demikian, terangnya regenerasi pembatik di Rembang masih menjadi perhatian pemerintah setempat. Pasalnya sebagian besar pembatik di Rembang telah berusia lanjut, oleh karenanya untuk meregenerasi para perajin batik Pemerintah Kabupaten menerapkan beberapa program.
Salah satunya dengan memasukkan kesenian membatik ke dalam mata pelajaran muatan lokal di seluruh jenjang lembaga pendidikan di Rembang. Selain itu Rembang juga rajin menyelenggarakan dan mengikuti even batik tingkat nasional bahkan internasional.
“Kita diusahakan ada Mulok pelajaran membatik supaya ada regenerasi, ada event, membatik, tujuannya itu menggugah generasinya supaya membatik. Kalau yang tua tak bisa lagi membatik, anak anak tidak suka ya punah,” kata Kuswandi.
Kabupaten Rembang juga secara berkala menyelenggarakan uji kompetensi membatik untuk menjaga kualitas batik yang diproduksi. Terang Kuswandi Rembang saat ini memiliki dua assesor batik yang berkompeten. Bukan hanya sebagai penilai, kedua tokoh tersebut adalah pegiat dan pengusaha batik.
“Ada uji komptensinya misalkan batik warna, kompetensinya khusus bagian warna, membuat pola, per unit nggak global. membatik ada beberapa kriteria,” terangnya. (*)
Komentar