Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Jelaskan Bahaya Fogging DBD

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com – Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang peringatkan ancaman penyakit musim penghujan. Dinkes Kabupaten Rembang juga berikan penjelasan mengenai bahaya fogging DBD.

Kepala Dinkes Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofi’i mengatakan, meski puncak penyakit DBD biasanya hanya berlangsung lima tahun sekali, akan tetapi penyakit ini tetap harus diwaspadai.

“Tim kami itu melakukan penelitian, semacam ada grafik begitu ya. Ternyata bisa kami simpulkan kalau puncak DBD itu biasanya tiap lima tahun sekali. Di puncak itulah, banyak korban meninggal,” ungkapnya.

Dinkes Kabupaten Rembang Jelaskan Bahaya Fogging DBD

Sementara itu, untuk mencegah adanya penularan penyakit DBD di musim penghujan ini, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengasapan atau fogging.

Akan tetapi, dr Ali tidak menyarankan hal tersebut. Dia menilai fogging memiliki efek tersendiri bagi manusia jika dilakukan secara berlebihan.

“Ya benar, fogging itu kan salah satu cara untuk membunuh nyamuk dan jentiknya tapi perlu diwaspadai juga kalau efeknya ini bahaya. Bisa dibayangkan, campuran solar dengan pestisida terus disempurnakan begitu. Untuk pernapasan kan tidak aman,” tegas dr Ali. .

Meskipun fogging memiliki efek yang cukup besar apabila dilakukan, nyatanya metode tersebut masih dinilai ampuh untuk membunuh nyamuk serta jentik yang menyebabkan penularan penyakit DBD.

Sementara itu, dr Ali mengatakan, pihaknya hanya akan melakukan fogging di musim penghujan apabila bahaya penularan DBD dirasa mengkhawatirkan. Indikasinya dilihat dari banyaknya korban meninggal akibat DBD.

Perlu diketahui, Hari Kesehatan Nasional sudah berlalu sejak 12 November 2021 lalu. Bersamaan dengan peringatan tersebut, Dinkes Kabupaten Rembang juga mengingatkan sejumlah penyakit yang kemungkinan akan dihadapi masyarakat di musim penghujan.

Musim penghujan yang berlangsung dari bulan November 2021 sampai dengan bulan Maret 2022 nanti akan menimbulkan dampak berupa penyakit seperti DBD dan diare. (*)

Komentar