Pekerja Migran Indonesia Pilih Menunggu, Meski 56 Negara Buka Akses

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com– Kepala Bidang Penempatan dan  Pengembangan Tenaga Kerja (Kabid PPTKI), Sri Mulyanto menyebut saat ini 56 negara di dunia sudah memberi akses  bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI).

Meski animo masyarakat Pati untuk bekerja ke luar negeri cukup tinggi, namun tingkat keberangkatannya masih terbilang cukup rendah disebabkan karena beberapa faktor.

Satu diantaranya dikarenakan protokol kesehatan perjalanan internasional masih sangat ketat dan sulit dipenuhi peraturan dari negara lain.

“Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) ini sudah mulai buka . Yang sudah punya agensi (di luar negeri) sudah bisa berangkat. Sudah diperbolehkan 56 negara itu.  Antar negara juga sudah  boleh masuk ke Indonesia ada daftarnya. Sebenarnya bukan menurun tapi menunggu. Kepinginnya masyarakat ya ingin kesana,” ungkap Mulyanto kepada SMJTimes.com saat ditemui di kantornya kemarin.

Di Hongkong misalnya, PMI diwajibkan melampirkan bukti vaksin dan PCR Swab, juga diwajibkan lapor Pemerintah Hongkong secara berkala. Di beberapa negara lain bahkan menolak warga negara Indonesia yang terlah divaksin jenis sinovac.

Pada masa PPKM, Pemerintah Indonesia juga membatasi penumpang pesawat untuk perjalanan internasional hanya bisa melaui dua bandara, yakni Bandara Internasional Juanda di Surabaya dan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.

Alasan selanjutnya, belum adanya panggilan dari pihak agen disebabkan perekonomian internasional yang masih lesu akibat terdampak pandemi.

“Walaupun bisa dibuka kalau agennya belum ada pekerjaan ya bagaimana,”  kata Mulyanto.

Kendati  peminatnya belum banyak, pelayanan administrasi kerja di luar negeri oleh Disnaker Pati sudah dilakukan secara normal. Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN), sistem pendataan bagi Calon Pekerja Migran Indonesia yang akan berangkat keluar negeri yang sebelumnya dimatikan sekarang juga sudah aktif . (*)

Komentar

News Feed