Pati, SMJTimes.com – Pemerintah memutuskan mengimpor 3 juta ton garam tahun ini untuk mencukupi kebutuhan stok garam nasional. Keputusan ini meresahkan banyak pihak karena dianggap mencederai petani garam dalam negeri.
Tak terkecuali di Kabupaten Pati yang notabene sebagai kawasan produsen garam terbesar di Jawa Tengah dan nomer tiga nasional setelah Madura.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Narso mengatakan jika pemerintah memang terpaksa mengimpor garam ia berharap agar aktivitas tersebut tak mempengaruhi harga dan peredaran garam rakyat.
Apalagi bulan-bulan ini adalah masanya panen raya bagi petani garam, ia meminta agar kegiatan impor garam dilakukan setelah agenda panen.
“Kalaupun harus terpaksa impor, catatannya ada usaha ekstra keras dari pemerintah untuk membatasi garam tersebut tidak diperjualbelikan dan di konsumsi, agar tidak mengganggu pemasaran garam rakyat,” kata Ketua Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) DPRD Pati itu, Kamis (1/4/2021).
Perlu diketahui jutaan ton garam yang rencananya akan diimpor pemerintah bukan jenis garam untuk konsumsi rumah tangga melainkan bahan baku industri. Garam industri biasanya digunakan untuk kebutuhan bahan kosmetik, farmasi, tekstil dan sebagainya.
Narso menyadari bahwa garam yang diproduksi oleh petani Pati memang belum bisa menyamai kualitas garam industri.
“Memang kita ada kekurangan banyak untuk kebutuhan garam untuk industri. Garam kita memang kandungan NaCl-nya yang kurang,” kata Narso, Anggota DPRD Pati dan Politisi di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Pemerintah juga diharapkan lakukan sosialisasi terkait petani garam di Pati terkait informasi garam industri ini. Pasalnya, masyarakat kurang memahami informasi tentang tujuan impor garam yang akan dijadikan bahan baku industri.(Adv)
Komentar