Pati, SMJTimes.com – Ketua Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Narso, menyayangkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Pati yang tak diperpanjang kontraknya lantaran ekonomi negara tempatnya bekerja juga terdampak pada virus Covid-19.
“Tenaga kerja asing saat ini banyak yang pulang karena tidak diperpanjang kontraknya. Negara lain juga terdampak,” kata Narso, Senin (25/1/2021).
Ia menilai, kasus semacam itu tak hanya merugikan warga Indonesia karena kehilangan mata pencaharian tapi juga bisa berdampak buruk bagi negara.
Menurutnya, TKI atau tenaga migran memiliki peran signifikan untuk membantu pengisian devisa negara. Mengingat dunia sedang dalam kondisi kritis saat ini sehingga Indonesia perlu terus menggali sumber devisa.
“Kalau berhasil kirim ke sana bukan hanya mengurangi SDM di sini, mereka memberikan devisa yang besar,” ungkap Narso.
Selain berkurangnya devisa negara, tidak bisa mengirim TKI ke luar negeri juga menjadi kendala sendiri bagi daerah. Sejak social distancing diberlakukan, beberapa sektor hingga kini masih ada yang macet. Hal ini menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran terbuka baru di daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati mencatat presentase penduduk miskin di Pati tahun 2020 meningkat dari 9,46 di tahun 2019 menjadi 10,08 % di tahun 2020.
Sejalan dengan angka tesebut, angka pengangguran di tahun yang sama juga bertambah hingga 24.312 jiwa.
Jumlah tersebut pastinya tak bisa hanya ditangani dengan gelontoran dana dari pemerintah untuk bantuan sosial (bansos). Tapi juga harus adanya program yang konkret untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka.
Pasalnya, jika masyarakat hanya mengandalkan dana bantuan dari pemerintah pemanfaatannya tidak akan bisa optimal. Oleh karenanya, pemerintah perlu juga memikirkan program yang mampu menginisiasi dan meningkatkan kreativitas masyarakat untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemi.(Adv)
Komentar