Tak banyak yang dapat tercatat dalam kepemimpinannya secara mendetail maupun pribadinya Bre Lasem. Situs yang dapat ditemukan yang mewakili keberadaan Bre Lasem hanya Candi Malad di desa Goak, Lasem. Sekaligus menjadi persemayaman atau tempat abu kramasi raja Lasem ini.
Barangkali berasal dari arti nama candi inilah pribadi tentang Bre Lasem dapat diketahui. Muhammad al-Mahdi mengartikan candi ini mengandung arti ‘cakap’.
“Malad bersal dari kata Maladresmi, yang sekaligus menjadi sebutan untuk raja Lasem. Yang berarti cakap,” ungkap Al-Mahdi.
Baca juga : Guru Agama Rembang Terima Bantuan BPJS Ketenagakerjaan
Namun dibawah kepemimpinannya, lanjut al-Mahdi merujuk buku Carita Lasem, bahwa Lasem menjadi produksi kapal perang bagi Majapahit. Menurut bahasa Muhammad al-Mahdi sebagai produksi ‘jung-jung’ Majapahit.
Selain Bhre Lasem, pemimpin wanita lain juga sempat tercatat di daerah lasem. Pada masa kerajaan Tanjung Putri (250 SM) misalnya terdapat Ni Rah Ki, peninggalan ini berhubungan dengan situs Megalitikum yang ada di daerah Terjan, Kecamatan Kragan. Ratu Siba pada era kerajaan Pucang Sulo, era sebelum nama Lasem ada.
Baca juga : Diduga Menyalahi Aturan, Warga Rembang Adukan Video Kampanye ke Bawaslu
Sedangkan setelah era kerajaan dan Lasem berubah menjadi Kadipaten pada tahun 1700-an, Lasem juga sempat dipimpin perempuan. Yakni Nyai Ageng Maloko, yang menurut al-Mahdi merupakan kakak dari Sunan Bonang. (*)
Baca juga :
- Video : ASN Diduga Langgar Netralitas di Pilkada, Warga Rembang Lapor ke Sekda
- Antartika Tarancam Kiamat Gletser Bagaimana Nasib Bumi?
- Pesona Wisata Alam Kota Pati
Reporter: Aziz Afifi
Komentar