Ganjar Siapkan Dana 1 Triliun untuk Program Sekolah Gratis Tahun 2020

Bagikan ke :

Semarang – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prabowo akan meningkatkan anggaran Pendidikan hingga Rp 1 triliun lebih untuk menggratiskan biaya sekolah bagi siswa tidak mampu.

Hal tersebut disampaikan Ganjar dalam dialog bersama Ombudsman di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Rabu (14/8).

“Sekarang sedang dibahas anggarannya, mudah-mudahan lancar. Kami ingin menjamin mereka yang benar-benar miskin, kami pastikan sekolahnya gratis,” kata Ganjar.

Program sekolah gratis tersebut rencananya akan dimulai tahun depan pada 2020. Sementara anggaran yang disiapkan sementara ini senilai Rp 1 triliun.

“Kira-kira Rp1 triliun lebih dikit, saya lupa pastinya,” tambahnya.

Program sekolah memang ditujukan kepada siswa yang benar-benar tidak mampu secara ekonomi, dan tidak berlaku untuk siswa yang orang tuanya mampu membayar Pendidikan anaknya.

Wong mampu kok dibantu, opo ora malah keleru (orang mampu kok dibantu, apa tidak salah)? Kami prioritaskan untuk siswa miskin terlebih dahulu,” terangnya.

Baca juga: Cegah Korupsi Dini, Ganjar Ajak Mahasiswa dan Siswa Jadi Agen Antikorupsi

Tidak hanya fokus kepada siswa, Ganjar juga berencana memperbaiki kualitas SDMnya dalam hal ini adalah tenaga pendidik.

“Jatim dan Jabar itu guru honorernya belum UMK lho gajinya, Jateng honorer SMA/SMK sudah semuanya UMK. Jadi not bad lah,” ungkapnya.

Selain itu, gagasan sekolah gratis ini juga untuk mendukung program pemerintah untuk memfavoritkan semua sekolah. Jadi anggaran Pendidikan tersebut nanti juga mencakup untuk menambah sarana prasarana sekolah-sekolah pinggiran agar setara dengan sekolah perkotaan.

“Jadi kalau pak Mendikbud bilang tidak boleh ada sekolah favorit, maka jalan satu-satunya adalah memfavoritkan semua sekolah. Nah anggaran itu nanti kami gunakan untuk itu,” terangnya.

Karena semua sekolah berhak mendapatkan fasilitas yang sama dengan sekolah yang lebih dulu maju.

“Kalau di sekolah maju ada perpustakaannya, di sekolah pinggiran harus ada. Kalau di sekolah maju bisa mengakses teknologi informasi dengan mudah, ya disana juga harus mendapatkan hal yang sama. Kalau semua sudah berjalan, maka akan lebih mudah dan tidak ada lagi sekat antara sekolah pinggiran dengan perkotaan,” pungkasnya. (*)

 

Komentar