Lubang Hitam : Objek Misterius di Alam Semesta, Benarkah Bisa Jadi Mesin Waktu?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Alam semesta menyimpan banyak rahasia yang belum dapat diungkap sepenuhnya oleh para peneliti. Bagi manusia, semesta masih terasa sangat misterius karena masih terbatasnya pengetahuan tentang objek-objek di luar sana. Meski begitu, keberadaannya tetap menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti dan dipelajari lebih dalam lagi. Salah satu rahasia alam semesta yang menarik untuk diketahui adalah lubang hitam (black hole).

Dilansir dari CNN Indonesia, lubang hitam atau black hole terbentuk dari bintang yang runtuh dengan sendirinya, kemudian menjadi objek padat dengan gravitasi super kuat. Bahkan, kekuatan gravitasi disana membuat cahaya terperangkap dan tidak dapat menembus keluar. Padahal, sejauh ini cahaya diketahui sebagai benda tercepat.

Fakta menarik lainnya, lubang hitam disebut-sebut dapat menjadi alat untuk melakukan perjalanan waktu.

Benarkah begitu?

Menurut Teori Relativitas Umum Albert Einstein, energi dan materi melengkung dan memanjangkan luar angkasa. Artinya, semakin besar obyeknya, maka semakin renggang dan melengkung ruang yang ada di sekitarnya.

Mengutip The Conversation, ketika ruang merenggang, hal yang sama juga terjadi pada waktu. Waktu pada ruang yang berada di dekat obyek luar angkasa yang sangat besar akan berjalan lebih lambat daripada waktu di ruang yang berjarak lebih jauh dari objek besar tersebut.

Pada black hole, satu tahun di sana sama dengan 80 tahun di Bumi. Dengan cara itulah, lubang hitam kemungkinan bisa digunakan sebagai mesin waktu. Atau sederhananya, saat anda merapatkan kedua ujung selembar kertas, akan membentuk lingkaran di tengah. Seperti itulah lubang hitam mempengaruhi waktu.

Membahas tentang mesin waktu atau perjalanan waktu, pasti akan timbul pertanyaan, ‘apakah mungkin lubang hitam dapat membawa kita menjelajah ke masa depan dan masa lalu?’

Sam Baron yang merupakan Associate Professor Filsafat Sains di Universitas Katolik Australia menilai hal tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan akibat tiga masalah.

Pertama, kemungkinan black hole hanya bisa mengantarkan pada masa lalu. Artinya, jika sebuah lubang hitam muncul setelah dinosaurus punah, maka lubang hitam tidak dapat mengantarkan ke masa yang lebih jauh daripada itu.

Kedua, kita mungkin harus melintasi apa yang disebut horizon peristiwa (event horizon) atau permukaan lubang hitam. Melansir LiveScience, horison peristiwa bukan berbentuk batasan fisik, seperti sebuah lapisan atau permukaan. Event horizon adalah jarak tertentu dari singularitas yang merupakan titik kepadatan abadi yang membuat sebuah obyek tidak dapat keluar jika jatuh ke dalamnya.

Menurut Baron, harus ada sesuatu yang melaju lebih cepat dari cahaya agar bisa keluar dari sana, yang mana hal itu tidak mungkin terjadi.

Ketiga, pesawat di luar angkasa bisa saja mengalami proses ‘spaghettification’ atau merenggang seperti mi. Bahkan, perenggangan tersebut dapat membuat pesawat luar angkasa berubah menjadi atom yang mengambang ruang hampa.

“Saat Anda melintasi horizon peristiwa, anda akan terbentang rata, seperti mi. Nyatanya, Anda mungkin akan diregangkan begitu tipis sehingga Anda hanya akan menjadi untaian atom yang berputar ke dalam kehampaan,” tutur Baron.

Ia juga menegaskan bahwa memang menyenangkan untuk memikirkan sifat-sifat lubang hitam yang membengkokkan waktu. Kendati demikian, kunjungan ke era dinosaurus harus tetap berada di alam fantasi.

Komentar