Jelang Nataru, Pembukaan Tempat Wisata di Rembang Masih Dilematis

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di masa pandemi Covid-19 menjadi sesuatu yang dilematis bagi para pelaku usaha pariwisata. Apabila masih buka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mengimbau pelaku wisata tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes)

Kepala Bagian (Kabag) Protokol Komunikasi Pimpinan Daerah (Prokopimda) Arief Dwi Sulistya menyatakan, pariwisata memiliki multiplied effect bagi banyak perekonomian, sehingga jika libur panjang ke depan penutupan kembali terjadi, maka hal itu akan berimbas sangat besar.

Di satu sisi, pemerintah berharap pandemi tidak kembali melonjak saat libur panjang. Namun tetapi di sisi lain, dampak ekonomi yang ditimbulkan sangat besar apabila pariwisata ditutup.

Jelang Nataru, Pembukaan Tempat Wisata di Rembang Masih Dilematis

“Kalau bicara tempat wisata, ini jadi sesuatu yang dilematis. Karena multiplied effect di usaha pariwisata ini banyak sekali. Kalau ditutup lagi, ya mau tidak mau ekonomi daerah pasti anjlok lagi,” ungkap Arief.

“Ya harapan kami kepada wisatawan maupun pengelola agar selalu mematuhi prokes. Jangan dipaksakan kalau misalnya mau berwisata tapi dalam keadaan yang kurang sehat,” kata Arief kepada SMJTimes.com, Sabtu (20/11/2021).

Sementara itu, menurut Instruksi Mendagri (Inmendagri) per 15 November hingga 29 November 2021, wilayah Kabupaten Rembang berada di PPKM level 2. Artinya, untuk pengunjung tempat wisata dibatasi hingga kuota 50 persen.

Adanya aturan tersebut juga diikuti oleh Surat Edaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang yang menyatakan jika pengelola tempat wisata harus menjamin protokol kesehatan di tempat wisatanya.

Kan itu sudah ada SE-nya. Ya kami harap pengelola tempat wisata bisa mematuhi aturan tersebut. Seperti menyediakan fasilitas cek suhu, tempat cuci tangan, lebih baik lagi kalau terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi. Masyarakat juga sebaiknya kalau mau wisata, maskernya selalu dipakai kecuali saat makan dan minum,” pungkas Arief. (*)

Komentar