Rembang, SMJTimes.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) akan meresmikan washing plant atau alat pencuci dan pemurni garam di Kecamatan Kaliori dalam waktu dekat
Kepala Seksi Sarpras Budidaya Dinlutkan Rembang, Suko Widodo mengatakan, dengan instalasi washing plant, pekerjaan para petani garam bisa lebih ringan karena pekerjaan yang mengandalkan tenaga manual digantikan mesin.
“Sama halnya dengan proses yang lain cuma mereka lebih menggunakan alat modern. Kalau yang lain saat ini kan manual masih pakai kuli pekerja manusia,” terang Suko kepada SMJTimes.com saat ditemui di kantornya, Kamis (14/10/2021) kemarin.
Hadirnya teknologi ini mampu memberikan nilai tambah bagi para petambak, utamanya dalam meningkatkan pendapatan petambak garam.
Sehingga ke depan, Kabupaten Rembang dapat menjadi salah satu daerah penghasil garam terbaik, yang mampu menembus kebutuhan garam nasional. Sehingga mampu mengurangi ketergantungan impor garam.
“Harapannya dengan washing plant ini dapat mengangkat harga sekitarnya . Biar garam kelompok koperasi itu terserap washing plant. Bisa dijual ke Kalimantan dan Jawa Barat supaya harganya tinggi. Misal harga normal Rp 400 per kilogram nantinya bisa naik Rp 600 kilogram. Karena setelah diproses, harganya jadi tinggi,” harapnya.
Suko mengaku, saat ini pengerjaan instalasi washing plant di Kaliori sudah mencapai 70 persen, dan diprediksi akhir Oktober ini sudah bisa melakukan uji coba.
Rencananya, washing plant akan dikelola oleh anggota koperasi petani garam Kaliori yang anggotanya tersebar di tiga desa. Yakni, Tambakagung, Mojosari, dan Mojowarno.
Washing plant nantinya tidak hanya dimanfaatkan oleh anggota koperasi melainkan seluruh petani garam di Kabupaten Rembang. (*)
Komentar