Hubungan Kualitas Air dan Penyakit yang Ditimbulkannya

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Kesehatan lingkungan menjadi keseimbangan ekologis yang harus ada di antara manusia dan lingkungan untuk menjamin status kesehatan manusia.

Bidang kesehatan lingkungan meliputi pasokan air minum, pengelolaan air limbah dan perlindungan lingkungan, pembuangan limbah, pengendalian vektor, kebersihan makanan termasuk kebersihan susu, pengendalian polusi udara dan perlindungan kebisingan.

Kualitas air merupakan salah satu penentu utama kesehatan masyarakat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,5 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang ditularkan melalui air yang tidak bersih.

Sekitar 58% kematian disebabkan oleh buruknya akses terhadap air minum yang aman, sanitasi, dan perilaku kebersihan yang memadai.

Air tercemar sering mengandung patogen seperti bakteri Vibrio cholerae, Salmonella typhi, Campylobacter dan Shigella yang dapat memicu penyakit serius seperti kolera, tipus, dan diare akut.

Penelitian menunjukkan bahwa di beberapa negara berkembang, penyakit diare akibat pencemaran air menjadi salah satu penyebab utama kematian anak-anak.

Tak hanya bakteri, kontaminasi kimia juga mengancam kesehatan. Air tanah yang mengandung arsenik secara kronis dapat menyebabkan arsenikosis yang ditandai dengan kulit mengeras dan perubahan warna kulit serta meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.

Paparan logam berat lainnya seperti timbal, nikel dan kadmium dari sumber air seperti sumur gali juga berisiko menyebabkan gangguan ginjal dan kerusakan organ dalam jika melebihi batas aman.

Selain infeksi dan kontaminasi kimia, sanitasi yang buruk memperparah kondisi. Di beberapa wilayah, lebih dari 1,8 miliar orang menggunakan sumber air terkontaminasi fekal, terutama di Afrika dan Asia Tenggara.

Situasi ini memicu penyakit tidak hanya melalui konsumsi langsung, tetapi juga transmisi dari makanan atau kebersihan yang kurang memadai. Di Indonesia, misalnya, setidaknya 300 dari 1.000 penduduk mengalami penyakit bawaan air, seperti kolera, disentri, dan tifus setiap tahunnya.

Contaminan biologis dalam air juga menyebabkan penyakit berbasis vector seperti malaria dan demam berdarah karena nyamuk dan serangga penyebar penyakit berkembang biak di waduk air kotor.

Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa buruknya kualitas air baik dari sisi mikroba maupun kontaminan kimia berdampak luas pada kesehatan manusia.

Dari penyakit menular akut seperti diare, kolera, hingga infeksi kronis dan kanker, air yang tidak aman berkontribusi signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas dunia.

Pencegahan melalui peningkatan penyediaan air bersih, sanitasi, dan pemantauan kualitas air menjadi sangat krusial demi menyelamatkan jutaan nyawa. (*)

Komentar