SMJTimes.com – Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikologis. Salah satu gaya pengasuhan yang sering ditemukan adalah pola asuh otoriter.
Otoriter yaitu sebuah pendekatan yang menekankan pada kedisiplinan tinggi, ketaatan tanpa kompromi, serta minimnya dialog dua arah antara orang tua dan anak. Tapi, apa dampaknya dalam jangka panjang?
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter sering kali tumbuh dalam lingkungan yang penuh tekanan.
Mengutip dari Psychology Today, pola asuh otoriter ditandai dengan kontrol yang ketat dan ekspektasi tinggi, namun tidak dibarengi dengan kehangatan atau empati emosional.
Akibatnya, anak-anak cenderung tumbuh dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah karena merasa tidak pernah diberi ruang untuk berekspresi atau mengambil keputusan sendiri.
Dalam jangka panjang, efek psikologisnya bisa cukup signifikan. Studi dari American Psychological Association (2020) menemukan bahwa anak-anak dari keluarga otoriter memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan dan depresi saat dewasa.
Hal ini disebabkan oleh kebiasaan menekan emosi sejak dini dan kurangnya kemampuan untuk mengelola konflik secara sehat.
Selain itu, pola asuh otoriter juga dapat memengaruhi kualitas hubungan sosial anak. Karena terbiasa diperlakukan secara kaku dan penuh batasan, mereka bisa kesulitan menjalin relasi yang terbuka dan saling percaya.
Beberapa bahkan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi sangat patuh dan pasif, atau sebaliknya, memberontak secara ekstrem sebagai bentuk perlawanan terhadap kontrol yang berlebihan.
Efek lain yang cukup umum adalah pola pengasuhan yang berulang. Anak yang dibesarkan secara otoriter berpotensi mengadopsi gaya pengasuhan serupa saat dewasa, menciptakan siklus pola asuh yang tidak sehat.
Padahal, keseimbangan antara aturan dan afeksi sangat penting untuk menciptakan anak yang tumbuh mandiri, percaya diri, dan punya kesehatan mental yang stabil.
Tentu, setiap anak dan keluarga memiliki konteks yang berbeda. Namun, penting bagi orang tua untuk mengevaluasi pendekatan pengasuhannya.
Gaya otoritatif yang merupakan kombinasi antara batasan yang jelas dan dukungan emosional sering dianggap sebagai pendekatan paling ideal dalam membentuk anak yang sehat secara emosional dan sosial. (*)
Komentar