SMJTimes.com – Menjamurnya perusahaan start-up mendorong banyak generasi muda ikut mendirikan bisnis start-up. Secara bahasa, start-up berarti sebagai usaha rintisan atau perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun. Rata-rata, perusahaan start-up ini berada dalam fase pengembangan dan masih mencari target pasar yang tepat.
Namun, di tengah maraknya penggunaan internet, perusahaan startup mengalami perubahan makna.
Namun, banyak juga yang mengartikan bahwa perusahaan start-up berkaitan dengan perusahaan berbasis digital dan aplikasi. Faktanya, semua perusahaan yang baru didirikan termasuk ke dalam kategori perusahaan start-up.
Ada karakteristik yang jelas pada perusahaan start-up, yaitu usia perusahaan startup itu rata-rata kurang dari kurang 3 tahun dan perusahaan memiliki karyawan yang berjumlah kurang dari 30 orang. Selain itu, sumber daya perusahaan start-up biasanya memiliki kemampuan multitasking atau tidak hanya menguasai satu bidang saja.
Karakteristik lainnya, start-up biasanya bergerak di bidang teknologi, sehingga aktivitas operasi dan promosi biasanya dilakukan menggunakan website atau media di internet lainnya. Kepuasan konsumen pun menjadi fokus penting bagi perusahaan rintisan ini.
Dikutip dari Glints, berikut adalah langkah-langkah dalam membangun bisnis start-up.
Miliki Tujuan yang Jelas
Sebelum mendirikan bisnis apapun, tentukan lah lebih dulu tujuan usaha anda. Hal ini merupakan sesuatu yang paling mendasar, namun akan berpengaruh terhadap langkah-langkah yang akan diambil setelahnya.
Founder start-up perlu memikirkan jenis usaha apa yang ingin dijalankan, serta orang-orang seperti apa yang harus ada di dalamnya.
Siapkan modal dan Tentukan Tempat
Modal menjadi sesuatu yang penting untuk membangun perusahaan rintisan. Dengan adanya modal, perusahaan telah memiliki dasar yang kuat dalam membangun startup.
Tentukanlah lebih dulu cara permodalan perusahaan yang akan diambil. Hal ini berkaitan juga dengan tujuan dari perusahaan start-up itu sendiri. Ada dua metode yang biasa diambil, yakni metode bootstrapping (mengandalkan kenalan untuk jadi investor) atau crowdfunding (teknik pendanaan yang melibatkan masyarakat secara luas). Dua metode tersebut juga bisa digunakan secara bersama-sama.
Setelah itu, untuk mendirikan bisnis start-up, direkomendasikan membangun perusahaan di tengah kota. Hal ini berdasarkan pada alasan kemudahan mendapatkan pasar dan sumber daya yang lebih luas, akses memadahi, serta mudahnya bergabung dengan komunitas lainnya.
Bangun Relasi dengan Pelanggan
Langkah selanjutnya, pemilik bisnis harus mampu membangun relasi atau hubungan dengan pelanggan. Hubungan dengan pelanggan merupakan faktor utama start-up dapat terus bertahan. Untuk itu, bangunlah hubungan baik dengan pelanggan dengan mempertimbangkan seluruh saran dan kritik dari mereka.
Jadilah Fleksibel
Inovasi, kreativitas dan fleksibilitas menjadi faktor penting lainnya agar perusahaan start-up mampu bertahan di tengah persaingan bisnis. Bangun suasana kerja yang santai dan tidak kaku untuk mengembangkan kreativitas orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan. Bisnis juga harus mampu terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tren dan teknologi.
Jangan Pernah merasa Nyaman
Kenyamanan berkaitan dengan perkembangan dari perusahaan rintisan itu sendiri. Ketika merasa tidak nyaman, akan terus ada upaya-upaya baru untuk mengembangkan perusahaan. Selain itu, jangan lah selalu terpaku pada kompetitor. Kembangkan perusahaan berdasarkan tujuan yang sudah dibuat di awal.
Teruslah Bertumbuh
Sejatinya, tiap perusahaan memiliki tujuan sendiri. Tetaplah bertahan pada tujuan itu, beserta cara-cara pengembangan yang akan diterapkan. Ingatlah bahwa sukses tidak akan datang dalam waktu satu malam saja.
Disamping itu, buatlah peta jalan perusahaan sendiri guna menentukan target-target apa saja yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dengan begitu, perusahaan akan berkembang dengan sendirinya seiring tercapainya tujuan yang telah dibuat sebelumnya.
Komentar