SMJTimes.com – Google menghendaki terbentuknya lembaga Publisher Rights yang independen. Hal tersebut menjadi respon perusahaan setelah pemerintah merencanakan mengeluarkan perpres tentang Publisher Rights atau hak cipta penerbit.
Dilansir dari CNN Indonesia (15/2), usulan ini mencakup hak pengelola media massa dalam mengatur dan mengurangi dominasi berlebihan platform digital seperti Google dan Facebook. Aturan tersebut dinilai perlu agar media massa konvensional dan media baru menemui peluang yang sama.
Perpres tersebut masih dalam tahap penyusunan, dan rencananya akan disahkan pada Maret Mendatang.
Menanggapi Draft pepres tersebut, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong menyebut bahwa lembaga baru dapat dibentuk. Lembaga tersebut nantinya akan membuat aturan turunan tentang hubungan media dan platform digital termasuk soal timbal balik.
Google menyatakan, mereka sangat mendorong terbentuknya sebuah badan independen. Lembaga tersebut harus terpisah dari penerbit berita dan platform digital untuk memastikan integritasnya. Pihaknya menginginkan debat sehat dengan mempertimbangkan sudut pandang institusi yang bertujuan melindungi jurnalis dan mendukung kelangsungan hidup berita, realitas digital pengguna Indonesia dan sifat teknologi yang global.
Sementara itu, Usman masih belum mengetahui lembaga independen tersebut berasal dari lembaga yang sudah ada tau yang baru dibentuk. Pihaknya sendiri mengusulkan lembaga yang telah dibentuk (existing body), meski nantinya masih ada pembahasan untuk menemukan mana yang paling ideal.
Google pun bersedia untuk terlibat dalam pembahasan. Namun, mereka meminta ada kepastian solusi apabila terjadi sengketa.
“Kami juga ingin memastikan bahwa setiap usulan proses resolusi sengketa cukup layak, cermat dan adil untuk kedua belah pihak. Sangat penting untuk megklarifikasi hal-hal yang belum jelas pada tahap ini agar Google dan penyedia layanan digital lain yang berpotensi terdampak dapat memberikan masukan menyeluruh dan matang tentang kemungkinan dampaknya pada produk pengguna kami,” tulis Google, dikutip dari CNN Indonesia (15/2).
Komentar