Proyek Kereta Cepat Mengalami Pembengkakan Biaya

Bagikan ke :

SMJtimes.com – Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembekakan biaya. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wiroatmodjo mengungkapkan, biaya tersebut mencapai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar 18,29 triliun rupiah. Guna  melanjutkan proyek tersebut, pemerintah memutuskan untuk mencari sumber dana lain, yakni melalui utang sekitar 550 juta dolar AS atau setara 8,37 triliun rupiah.

“Nanti porsi yang kita butuhkan sekitar 550 juta dolar AS, sekarang kita ajukan ke CDP (China Development Bank),” ujar Kartika Wiroatmodjo yang biasa dipanggil Tiko, dikutip dari Tribunnews (13/2).

Tiko menjelaskan bahwa pembekakan tersebut terjadi pada harga material, pajak, harga tanah dan salah satu frequency clearing. Disebutkan juga biaya Proyek Kereta Cepat tersebut tidak hanya berasal dari utang, namun juga Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022.

“Ada beberapa item yang merek ingin melakukan kajian terkait pajak, dan terkait biaya clearing frequency. Tapi, kita sudah sepakat angkanya,” imbuhnya.

Kementerian BUMN akan melaporkan terkait angka pembengkakan biaya tersebut kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebesar 18,2 triliun. Untuk mengetahui apakah nilai tersebut relevan atau tidak, angka tersebut perlu disesuaikan terlebih dahulu.

Komentar