Fitur Tinder untuk Cegah Konten Pelecehan Seksual

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Tinder memperbarui beberapa fitur di dalam aplikasinya agar pengguna terhindar dari pelecehan seksual. Dikutip dari CNN Indonesia, Tinder menambahkan opsi otomatis untuk meminta konfirmasi penggunanya. Opsi tersebut menyanyakan, ‘apakah kamu yakin?’ dan ‘apakah ini mengganggumu?’

Opsi ‘apakah kamu yakin?’ merupakan fitur otomatis yang dikirimkan kepada pengguna untuk meminta konfirmasi setelah mesin mendeteksi adanya pesan dengan bahasa yang tidak pantas yang memiliki definisi seksual dan kekerasan secara terang-terangan. Fitur ini dikatakan dapat mengurangi pesan jenis tersebut hingga 10 persen.

Sementara itu, opsi ‘apakah ini mengganggumu’ adalah fitur yang mengajak pengguna untuk melaporkan obrolan yang tidak pantas, sehingga pihak Tinder dapat mengambil tindakan pada pengguna lain yang dianggap telah melanggar peraturan.

Melalui keterangan pers, pihak tinder menerangkan, kedua fitur keamanan ini diperbarui untuk memasukka lebih banyak bahasa yang diklasifikasikan sebagai berbahaya dan tidak pantas bagi Tinder. Beberapa diantaranya terkait ujaran kebencian, eksploitasi seksual dan pelecehan yang melanggar pengaturan komunitas

Setelah peluncurannya, fitur ini berhasil meningkatkan 46 persen jumlah pelaporan pesan dengan bahasa yang tidak baik.

“Kami juga mendengar dari member bahwa mereka tidak selalui mengetahui setiap fitur keamanan yang ada, bagaimana cara menggunakannya, hingga bagaimana untuk tetap aman saat obrolan keluar dari aplikasi,” ujar Rory Kozoll, VP Product Integrity Tinder.

Pihaknya mengatakan Tinder akan bekerja sama dalam mengembangkan fitur keamanan yang membantu pengguna saat kencan online.

Diluar fitur ini, Tinder sudah lebih dulu mengaplikasikan dan menjadi pelopor suatu fitur pengamanan pengguna, seperti konsep kecocokan dengan persetujuan dua belah pihak. Adapula, kebijakan keamanan Tinder yang tidak menginzinkan pengiriman langsung foto dalam obrolan guna mencegah penyebaran gambar eksplisit secara seksual.

Survey pada 1.000 responden Indonesia berusia 18-25 tahun di 2022 menunjukkan 68 persen setuju dengan fitur pelaporan ini.

Komentar