Pakar Jelaskan Penyebab di Balik Tutupnya Warunk Upnormal

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Beberapa pakar mengungkapkan penyebab di balik tutupnya Warunk Upnormal. Usaha yang bergerak di bidang kuliner tersebut kembali menjadi sorotan warganet setelah beberapa gerai Warunk Upnormal tutup satu per satu secara permanen. Pasalnya, gerai ini pernah menjadi perbincangan di jagat media sosial beberapa waktu lalu dengan menu khas berupa mi aneka topping tersebut.

Dilansir dari CNN Indonesia (8/2), Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey pun turut memberikan tanggapannya terkait hal ini. Menurutnya, banyak usaha kuliner dinilai tidak dapat beradaptasi dengan perubahan bisnis.

“Jadi, ketika mereka sudah start up, kemudian mereka sudah comfort dengan start up itu dengan ada masuk modal dari ventura atau crowd funding, kemudian mereka buka-buka (gerai) tapi pelayanannya mereka enggak jaga,” ujarnya menjelaskan.

Alasan lainnya, ia menuturkan bahwa perusahaan cenderung membuka gerai di berbagai tempat tanpa memperhitungkan kompetisi dan faktor demografi wilayah tersebut. Hal itu lah yang membuatnya tidak bisa bersaing dengan bisnis food and beverage lain yang sedang tren.

Roy juga mengatakan bahwa usaha food and beverage harus mengikuti perkembangan zaman dengan terus melakukan perubahan dan inovasi. Perubahan tersebut tidak lagi tahunan, maupun mingguan. Perubahan itu harus dilakukan setiap hari.

Kemudian, Pakar Marketing Yuswohady juga mengatakan hal yang hampir sama. Ia menduga tutupnya banyak gerai usaha food and beverage ditengarai karena sajian makanan yang ditawarkan tidak berkelanjutan atau indulgent.

“Memang sifat makanannya indulgent, di mana orang makan hanya untuk kesenangan. Jadi, ada faktor FOMO (Fear of Missing Out),” tutur Yuswohadi, dikutip dari Sindonews (8/2). Menurutnya, pemilik usaha jenis makanan indulgent harus mampu mengembangkan usaha dengan inovasi dan mengikuti perkembangan zaman. Jika tidak, maka usaha tersebut akan redup perlahan.

“Warunk Upnormal pada tiga tahun pertamanya memiliki inovasi yang luar biasa, tapi inovasinya mulai turun dan brand-nya enggak cool lagi,” imbuhnya.

Selain inovasi, pelaku usaha juga harus memahami sifat dasar manusia. Caranya, dengan mengetahui apa makanan yang dikonsumsi sehari-hari, bukan hanya untuk kepuasan semata. Makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat akan membuat bisnis kuliner bertahan lebih lama.

 

Komentar